Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kecap dari Air Kelapa, Potensi Ekonomi Baru Desa Liwutung

Kompas.com - 25/07/2019, 08:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

"Kedua, kecap yang sudah jadi dikemas di dalam botol-botol kecil dan dipasarkan ke kios-kios sekitar desa. Skala pembuatan kecap selama ini masih menyesuaikan permintaan pasar.

Adapun salam satu kali pengolahan, digunakan 10 liter air kelapa dan menghasilkan sekitar 24–25 botol kecap dalam kemasan kecil.  Dalam satu bulan biasanya kelompok ini mengolah 30 liter. 

Baca jugaKisah Sukses Desa Kota Bani Menurunkan Angka Kemiskinan Warganya

“Dalam 1 bulan, kami memproduksi kira-kira 70 botol kecap dan disalurkan di kios-kios makanan di sekitar desa kami. Karena tidak menggunakan bahan pengawet, kecap ini hanya bertahan 3 bulan,” ujar Fita.

Meski masih skala produksi masih belum besar, l;anjut dia, kegiatan ini sudah bisa menambah penghasilan keluarga pengolah air kelapa sekitar Rp 200–300 per bulan.

Di samping dampak ekonomi, hal ini juga berdampak secara sosial. Kelompok pengolah air kelapa ini menjadi lebih berdaya ketimbang sebelum ada program ini.

Sementara itu, dari sisi lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam yaitu air kelapa pun menjadi lebih luas.

Rencana pengembangan

Melihat dampak positif program inovasi Desa Liwutung, Sulawesi Utara ini, pengelola bersama pendamping dari Kemendes PDTT Desa Liwutung sedang menggodok pengembangan kelompok pengolah lain.

Langkah itu dilakukan agar dampak sosial dan ekonomi program tersebut semakin luas, begitu juga pemanfaatan hasil kebun warga.

Perlu diketahui, pada 2019 ini, desa tersebut mendapatkan dana desa sebesar Rp 15 juta untuk pengembangan usaha pengolahan air kelapa ini.

Untuk pengelolaan, komunitas terkait bekerja sama dengan BUMDes setempat bekerja sama untuk pmembuat kemasan dan pemasaran produknya.

Fita pun mengatakan, saat ini sedang menyusun perencanaan jalur distribusi yang lebih luas untuk menjangkau pasar yang lebih besar.

"Pemanfaatan dana desa diharapkan akan mempercepat terwujudnya rencana ini," kata dia. 

Lebih lanjut Fita menjelaskan secara umum, pengembangan air kelapa menjadi kecap telah memberikan banyak efek positif.

Efek itu diantaranya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat, menambah keterampilan warga, meningkatkan Pendapatan Asil Daerah (PAD), memunculkan produk unggulan desa, dan adanya penyerapan tenaga kerja.

Baca jugaMenilik Hasil Perkebunan dan Peternakan Desa Sumber Urip di Bengkulu

"Keberhasilan program ini juga memberikan kontribusi untuk menjamin keberlanjutan rantai produksi pasar kelapa," ucap Fita. 

Tak hanya di Desa Liwutung, keragaman produksi dari komoditas pertanian ini berpotensi mengakselerasi sumber penerimaan petani kelapa di Indonesia.

Pasalanya, pengolahan air kelapa ini juga tinggi potensi replikasinya untuk dilakukan di daerah-daerah lain, karena Indonesia adalah penghasil kelapa yang besar.

Selama ini, pemanfaatan kelapa kebanyakan masih untuk kopra dan minyak kelapa. Mengolahnya menjadi kecap bisa menjadi opsi yang potensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com