"Kedua, kecap yang sudah jadi dikemas di dalam botol-botol kecil dan dipasarkan ke kios-kios sekitar desa. Skala pembuatan kecap selama ini masih menyesuaikan permintaan pasar.
Adapun salam satu kali pengolahan, digunakan 10 liter air kelapa dan menghasilkan sekitar 24–25 botol kecap dalam kemasan kecil. Dalam satu bulan biasanya kelompok ini mengolah 30 liter.
Baca juga: Kisah Sukses Desa Kota Bani Menurunkan Angka Kemiskinan Warganya
“Dalam 1 bulan, kami memproduksi kira-kira 70 botol kecap dan disalurkan di kios-kios makanan di sekitar desa kami. Karena tidak menggunakan bahan pengawet, kecap ini hanya bertahan 3 bulan,” ujar Fita.
Meski masih skala produksi masih belum besar, l;anjut dia, kegiatan ini sudah bisa menambah penghasilan keluarga pengolah air kelapa sekitar Rp 200–300 per bulan.
Di samping dampak ekonomi, hal ini juga berdampak secara sosial. Kelompok pengolah air kelapa ini menjadi lebih berdaya ketimbang sebelum ada program ini.
Sementara itu, dari sisi lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam yaitu air kelapa pun menjadi lebih luas.
Melihat dampak positif program inovasi Desa Liwutung, Sulawesi Utara ini, pengelola bersama pendamping dari Kemendes PDTT Desa Liwutung sedang menggodok pengembangan kelompok pengolah lain.
Langkah itu dilakukan agar dampak sosial dan ekonomi program tersebut semakin luas, begitu juga pemanfaatan hasil kebun warga.
Perlu diketahui, pada 2019 ini, desa tersebut mendapatkan dana desa sebesar Rp 15 juta untuk pengembangan usaha pengolahan air kelapa ini.
Untuk pengelolaan, komunitas terkait bekerja sama dengan BUMDes setempat bekerja sama untuk pmembuat kemasan dan pemasaran produknya.
Fita pun mengatakan, saat ini sedang menyusun perencanaan jalur distribusi yang lebih luas untuk menjangkau pasar yang lebih besar.
"Pemanfaatan dana desa diharapkan akan mempercepat terwujudnya rencana ini," kata dia.
Lebih lanjut Fita menjelaskan secara umum, pengembangan air kelapa menjadi kecap telah memberikan banyak efek positif.
Efek itu diantaranya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat, menambah keterampilan warga, meningkatkan Pendapatan Asil Daerah (PAD), memunculkan produk unggulan desa, dan adanya penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Menilik Hasil Perkebunan dan Peternakan Desa Sumber Urip di Bengkulu
"Keberhasilan program ini juga memberikan kontribusi untuk menjamin keberlanjutan rantai produksi pasar kelapa," ucap Fita.
Tak hanya di Desa Liwutung, keragaman produksi dari komoditas pertanian ini berpotensi mengakselerasi sumber penerimaan petani kelapa di Indonesia.
Pasalanya, pengolahan air kelapa ini juga tinggi potensi replikasinya untuk dilakukan di daerah-daerah lain, karena Indonesia adalah penghasil kelapa yang besar.
Selama ini, pemanfaatan kelapa kebanyakan masih untuk kopra dan minyak kelapa. Mengolahnya menjadi kecap bisa menjadi opsi yang potensial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.