Rapat dilaksanakan pada 5 Mei 1993 dengan dihadiri beberapa orang petinggi dan satpam perusahaan. Pihak direktur CPS merencanakan pembunuhan kepada Marsinah, dan direktur juga mengancam peserta yang datang untuk rapat itu untuk tutup mulut dan melaksanakan perintahnya.
Apabila rencana itu tak dilaksanakan, pihak direktur akan memberikan pemutusan hubungan kerja kepada yang bersangkutan.
Untuk menindaklanjuti perintah direktur utama PT CPS pada rapat pertama, kemudian dilangsungkan rapat kedua di tempat sama, yang dipimpin direktur PT CPS cabang Porong.
Pada rapat kedua ini direncanakan pembagian tugas rencana menghilangkan nyawa Marsinah, dari orang yang menjemput dan menghilangkan jejak pembunuhan dengan mayat korban dibuang di kawasan daerah Nganjuk.
Baca juga: Menlu Retno Bacakan Puisi untuk Marsinah, Buruh Perempuan yang Dibunuh 25 Tahun Silam
Forum Solidaritas Buruh (Forsol) mengusulkan Marsinah untuk mendapatkan Yap Thiam Hien Award, suatu penghargaan bagi pejuang hak asasi manusia.
Menurut Forsol, Marsinah merupakan simbol perjuangan kaum buruh. Dia gigih membela buruh dan tewas dalam perjuangan. Selain itu Marsinah tidak saja mewakili perlawanan buruh atas kemelaratan dan aparat yang menindasnya, sekaligus merupakan realitas ketidakberdayaan kaum buruh.
Usul ini kemudian disampaikan kepada Direktur Yapusham atau Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia pada bulan September 1993.
Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 30 November 1993, akhirnya Almarhumah Marsinah mendapatkan penghargaan tersebut.
Terdapat lima orang nominator untuk penerima penghargaan ini, yaitu Dr Adnan Buyung Nasution SH (Ketua Dewan Pengurus YLBHI), Hendardi (Direktur Komunikasi dan Program Khusus YLBHI), Cheppy Sudradjat (tokoh petani Rancamaya), LBH Irian Jaya, dan Marsinah.
Marsinah ditetapkan sebagai penerima Yap Thiam Hien Award setelah Dewan Juri sepakat dengan keputusan itu.
Beberapa pertimbangan ditetapkannya Marsinah sebagai penerima penghargaan adalah, dia merupakan sosok buruh yang konsisten pada perjuangannya.
Ia seorang perempuan kelas pekerja yang punya keberanian luar biasa, dan telah mengorbankan nyawanya demi perjuangan buruh. Karena itu dia pantas menyandang predikat pejuang hak asasi manusia.
Baca juga: Munir, Marsinah, hingga Taufiq Kiemas Raih Penghargaan Pejuang Kemanusiaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.