Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karen Keberatan Pendapatannya Saat Jadi Dirut Pertamina Dipersoalkan Penyidik

Kompas.com - 02/05/2019, 13:36 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Galaila Agustiawan keberatan pendapatannya yang puluhan miliar rupiah selama menjadi Dirut Pertamina dipersoalkan penyidik yang menangani perkaranya.

Menurut Karen, penyidik kejaksaan menanyakan soal pendapatan tersebut kepada saksi yang diperiksa.

Hal itu dikatakan Karen dalam persidangan terhadap dirinya di Pengadilan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (2/5/2019).

"Kenapa pendapatan saya sebagai Dirut Pertamina jadi sesuatu yang konsen dalam BAP ini. Padahal kasus ini kan soal ROC," kata Karen kepada majelis hakim.

Baca juga: Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Didakwa Rugikan Negara Rp 568 Miliar

Dalam persidangan, jaksa menghadirkan tiga orang saksi. Salah satunya adalah Siwi Harjanti yang merupakan mantan Junior Officer Pertamina.

Menurut Karen, dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Siwi ditanya oleh penyidik mengenai jumlah pendapatannya.

Selain itu, penyidik juga menanyakan seputar dana yang dikeluarkan Karen untuk membiayai anaknya saat menempuh pendidikan di luar negeri.

Jaksa juga menanyakan penukaran uang yang pernah dilakukan Karen. Menurut Karen, pertanyaan penyidik yang memperdalam soal pendapatan dan pengeluarannya saat itu seolah-olah mencurigai dirinya.

Baca juga: Didakwa Rugikan Negara Rp 568 Miliar, Ini Tanggapan Karen Agustiawan

Menurut Siwi, sejak 2008 hingga 2014, Karen memiliki pendapatan sekitar Rp 21,8 miliar. Menurut Karen, pendapatannya bahkan jauh melebihi jumlah yang diketahui Siwi.

Selain sebagai Dirut Pertamina, Karen juga memiliki pendapatan sebagai komisaris. Kemudian, beberapa tunjangan yang nilainya miliaran rupiah per tahun.

"Apakah saya dianggap aneh kalau bisa sekolahkan anak saya di Australia dan menantu saya?" kata Karen.

Selain itu, Karen juga keberatan pendapatannya ditanyakan kepada saksi. Sebab, kasus yang dia hadapi tidak ada kaitan dengan pendapatannya.

Adapun, kasus yang dihadapi Karen ini terkait kebijakan Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang melakukan akuisisi saham sebesar 10 persen terhadap Roc Oil Ltd, untuk menggarap Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia tahun 2009.

"Kalau saya gaji Rp 50 miliar lalu punya aset Rp 250 miliar, itu jadi tanda tanya. Tapi kalau gaji saya Rp 100 miliar, lalu aset saya Rp 35 miliar kan itu wajar," kata Karen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com