Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Demokrat Sering Kritik di Luar, di Dalam Bantu Prabowo-Sandi

Kompas.com - 08/04/2019, 11:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio, menilai, teguran Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atas bentuk kampanye terbuka capres cawapres yang diusungnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak akan menuai dampak negatif terhadap kelangsungan koalisi.

Demokrat adalah salah satu partai politik yang mendukung Prabowo-Sandiaga selain Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Berkarya.

"Dari awal, Demokrat sudah sering melakukan kritik-kritik ke internal ya, tetap saja dia di dalam bantuin Prabowo-Sandiaga juga," ujar Hendri kepada Kompas.com, Senin (8/4/2019).

Baca juga: SBY Sempat Ingatkan Prabowo agar Kampanye Akbar Tak Tunjukkan Politik Identitas

Menurut Hendri, dinamika seperti ini justru bagus untuk citra koalisi partai politik pendukung Prabowo-Sandiaga.

Koalisi 02 jadi dapat dipersepsikan oleh masyarakat sebagai koalisi yang terbuka akan kritik membangun dari sesama anggota koalisi sendiri tanpa harus terpecah belah.

"Adanya (kritik) Demokrat justru membuat koalisi 02 ini lebih bisa berkembang. Karena ada kritik-kritik terus yang membuat koalisi ini menjadi besar. Daripada koalisi-koalisi yang hanya satu kata, yes man, enggak ada kritik yang membuat mereka menjadi besar," lanjut Hendri.

Apalagi, menurut Hendri, poin kritik SBY telah dijalankan, baik oleh tim sukses yang menggelar acara kampanye terbuka di GBK maupun oleh Prabowo dan Sandiaga sendiri.

Baca juga: Tanggapi SBY, BPN Tegaskan Kampanye Akbar Prabowo-Sandi Junjung Kebinekaan

Misalnya, Prabowo tidak hanya menyebut kata Allah dalam pidato, tetapi juga Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa sosok Prabowo juga mengedepankan kebinekaan sesuai dengan pesan yang diharapkan SBY.

Sementara soal para pendukung yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah, menurut Hendri, hal itu bukanlah bentuk eksklusivitas.

"Kalau acaranya diawali dengan shalat Subuh berjamaah, itu saya yakin adalah ungkapan spontan saja bahwa ada pra-acara. Kalau konser juga begitu kan. Ada band pembuka dulu sebelum band utamanya. Para pendukung Prabowo antusias hadir di Senayan sebelum acara, sebelum puncak pidato sudah ada di sana, shalat Subuh bareng, kan enggak apa-apa," ujar dia.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya mengingatkan Prabowo-Sandiaga untuk mengedepankan kebinekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019).

Baca juga: Kampanye Akbar Prabowo Dinilai Tak All For All Seperti yang Diingatkan SBY

Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Surat itu ditulis SBY dari Singapura tertanggal 6 April 2019.

Keberadaan surat SBY tersebut pun dibenarkan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Ia membenarkan SBY sempat mendapat kabar bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK diperuntukkan bagi kelompok identitas tertentu saja.

"Yang pasti surat itu ditujukan Pak SBY kepada tiga kader utama Partai Demokrat di mana Pak SBY menerima laporan, kami sendiri tidak tahu laporan dari siapa yang sampai ke beliau yang menyatakan bahwa kampanye didesain seolah diidentikkan dengan kelompok tertentu," kata Ferdinand kepada Kompas.com, Minggu.

Oleh karena itu, SBY menginstruksikan kepada tiga elite Demokrat untuk meneruskan pesan bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga harus mengedepankan kebhinekaan dan inklusivitas.

"Dan beliau (SBY) menyampaikan ketiga kader tersebut untuk menyampaikan kepada panitia dan Prabowo, kalau itu benar, tidak boleh terjadi. Maka diminta kampanye harus senasionalis mungkin se-Indonesia mungkin dan se-bineka mungkin untuk menunjukkan tuduhan ke Prabowo itu tidak benar," kata Ferdinand.

Ferdinand bersyukur kampanye akbar tadi sesuai harapan SBY. Menurut dia, proses kampanye tadi sudah menunjukkan kebinekaan sehingga kabar yang diterima SBY sebelumnya terbantahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com