Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 09/01/2019, 21:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan, menilai, hoaks terkait surat suara yang tercoblos lebih berbahaya daripada hoaks soal pemukulan Ratna Sarumpaet.

Sebab, kata Ade, hoaks soal surat suara yang tercoblos mengakibatkan kepercayaan masyarakat turun terhadap penyelenggaraan Pemilu 2019 hingga berujung pada golput dan delegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Masalah ini sudah sangat serius. Ini lebih besar (bahayanya) daripada hoaksnya Ratna Sarumpaet menurut kami," ujar Irfan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Baca juga: Klarifikasi Direktur Relawan Prabowo-Sandiaga soal Tersangka Hoaks Surat Suara Tercoblos

"Kenapa? Kalau Ratna Sarumpaet itu hanya persoalan personal dia dengan berapa personal yang lain. Kalau ini bukan hanya personal, tapi persoalan bangsa dan negara ini, proses demokrasi ini," lanjut Irfan.

Karena itu ia meminta polisi terus memburu pembuat dan penyebar hoaks surat suara yang tercoblos agar menimbulkan efek jera. Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap pemilu dan KPU tetap terjaga.

Baca juga: Berkas Perkara Ratna Sarumpaet yang Telah Diperbaiki Segera Dikirim ke Kejaksaan

Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan polisi, pihaknya meyakini penyebarnya lebih dari satu orang.

"Ditangkap ini kan sudah ada tiga orang ya. Kami yakin masih ada orang lain. Karena ada dua rekaman suara yang menyatakan itu," ujar Irfan.

"Ada satu rekaman suara lagi yang mencoba mengklarifikasi lagi tentang masalah itu. Dari rekaman suaranya itu belum ditangkap orangnya siapa, kami yakin dan percaya ini pelakunya tidak hanya yang sekarang ini ditangkap," lanjut dia.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Sudah Kembalikan Uang Sponsor dari DKI

Polisi sebelumnya menetapkan tersangka pembuat rekaman hoaks adanya tujuh kontainer surat suara tercoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku berinisial B sebelumnya telah ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019).

"B sudah langsung ditetapkan sebagai tersangka,” kata Dedi melalui pesan singkat, Rabu (9/1/2019).

Baca juga: Mahfud MD: Sungguh Disayangkan Kalau Negara Seindah Ini Hancur karena Hoaks

Dedi mengatakan, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri masih mendalami keterangan B.

Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim juga telah menetapkan tiga tersangka penyebar konten hoaks itu. Mereka ialah LS, HY, dan J yang ditangkap secara terpisah di Balikpapan, Kalimantan Timur; Bogor Jawa Barat; dan Brebes, Jawa Tengah.

Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube dan WhatsApp.

Baca juga: Anita Wahid: Hoaks Sudah Tak Efektif Menurunkan Elektabilitas Lawan

Salah satunya tersebar melalui rekaman suara seorang lelaki yang menyatakan:

"Ini sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya".

Setelah KPU dan Bawaslu melakukan pengecekan bersama pihak Bea Cukai, dipastikan bahwa informasi tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos adalah hoaks.

Kompas TV Pria berinisial &quot;B&quot; yang sudah ditahan polisi terkait kasus penyebaran berita bohong tercoblosnya surat suara sebanyak 7 kontainer, ditangkap di Sragen, Jawa Tengah. Tak hanya sebagai penyebar, tersangka juga merupakan kreator hoaks surat suara tercoblos.<br /> <br /> Dari hasil pemeriksaan, polisi menyimpulkan bahwa pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini adalah pembuat suara rekaman yang menyebutkan ada 7 kontainer yang datang ke Tanjung Priok, berisi surat suara yang sudah tercoblos.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dua Investor Suntikkan Modal untuk Pembangunan Hunian ASN di IKN

Dua Investor Suntikkan Modal untuk Pembangunan Hunian ASN di IKN

Nasional
Rafael Alun Tersangka: Gara-gara Polah Anak, Dugaan Korupsi Puluhan Miliar Diungkap KPK

Rafael Alun Tersangka: Gara-gara Polah Anak, Dugaan Korupsi Puluhan Miliar Diungkap KPK

Nasional
Pesan Kekecewaan dan Kesedihan Jokowi Usai Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah U20

Pesan Kekecewaan dan Kesedihan Jokowi Usai Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah U20

Nasional
Sekjen PDI-P Minta Masyarakat Tak Khawatir soal Sanksi FIFA

Sekjen PDI-P Minta Masyarakat Tak Khawatir soal Sanksi FIFA

Nasional
Bersatu di Kasur, Bersama Menjarah Uang Rakyat

Bersatu di Kasur, Bersama Menjarah Uang Rakyat

Nasional
Renungan Politik Setelah Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Menguap

Renungan Politik Setelah Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Menguap

Nasional
Jokowi Minta Jangan Campur Adukkan Politik dengan Olahraga, PDI-P: Kita Sependapat

Jokowi Minta Jangan Campur Adukkan Politik dengan Olahraga, PDI-P: Kita Sependapat

Nasional
[POPULER NASIONAL] Alasan Mahfud Bongkar Dugaan TPPU | Rafael Alun Tersangka Gratifikasi

[POPULER NASIONAL] Alasan Mahfud Bongkar Dugaan TPPU | Rafael Alun Tersangka Gratifikasi

Nasional
Muhammadiyah Harap PSSI Fokus Benahi Sepak Bola Tanah Air Usai Gagal Gelar Piala Dunia U20

Muhammadiyah Harap PSSI Fokus Benahi Sepak Bola Tanah Air Usai Gagal Gelar Piala Dunia U20

Nasional
Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tidak Berarti Sepak Bola RI Kiamat

Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tidak Berarti Sepak Bola RI Kiamat

Nasional
Akrobat PDI-P Usai Ajang Piala Dunia U-20 Batal: dari Kepala Daerah Tolak Israel hingga Berujung Salahkan PSSI

Akrobat PDI-P Usai Ajang Piala Dunia U-20 Batal: dari Kepala Daerah Tolak Israel hingga Berujung Salahkan PSSI

Nasional
RI Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tak Boleh Pesimis, Kesempatan Bangkit Terbuka

RI Batal Gelar Piala Dunia U20, Wapres: Tak Boleh Pesimis, Kesempatan Bangkit Terbuka

Nasional
Tarif Tol Jakarta-Cilacap 2023

Tarif Tol Jakarta-Cilacap 2023

Nasional
Tanggal 2 April Hari Memperingati Apa?

Tanggal 2 April Hari Memperingati Apa?

Nasional
Muhammadiyah Minta Tak Saling Menyalahkan soal Piala Dunia U20, Keutuhan Bangsa Lebih Penting

Muhammadiyah Minta Tak Saling Menyalahkan soal Piala Dunia U20, Keutuhan Bangsa Lebih Penting

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke