JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyamakan hoaks dengan teror sebab keduanya menimbulkan keresahan publik.
Hal itu disampaikan Wiranto saat ditanyai komentarnya menanggapi hoaks yang muncul menjelang pemilu. Salah satu di antaranya ialah hoaks adanya 7 kontainer yang berisikan surat suara yang telah tercoblos.
"Nanti kita langsung menangkap dan ada undang-undangnya. Kita hukum sesuai undang-undang yang berlaku," kata Wiranto saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (8/1/2019).
Baca juga: Ini Modus yang Dilakukan BBP, Pembuat Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
"Karena hoaks itu kan teror sebenarnya, hoaks itu teror lho. Karena hoaks itu menyebarkan berita palsu, berita bohong yang bisa membuat ketakutan, mengancam, bisa membuat kacau, membuat resah," lanjut Wiranto.
Namun, ia meyakini dengan kemajuan teknologi yang dimiliki penegak hukum saat ini, penyebar hoaks bisa segera ditangkap. Dengan demikian, kata Wiranto, keresahan publik yang ditimbulkan akibat hokas bisa terhindar.
"Kita sudah ada sistem, sistem teknologi mutakhir yang mampu melacak hoaks itu asal mula dari mana sudah terlacak sekarang. Makanya kita dengan cepat mengetahui asal-usul pertama kali berita itu dimunculkan dari mana," lanjut Wiranto.
Baca juga: Kata Fadli Zon, Tersangka Pembuat Hoaks Surat Suara Bukan Relawan Prabowo-Sandi
Kepolisian telah menangkap seorang pelaku pembuat rekaman hoaks adanya tujuh kontainer yang mengangkut surat suara tercoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku berinisial B itu ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019).
“Tersangka atas nama B ditangkap di Bekasi saat ini sedang dalam proses pemeriksaan di Bareskrim Polri,” ujar Dedi saat dikonfirmasi.
Baca juga: Polisi: BBP Perekam Hoaks Surat Suara Tercoblos Berupaya Hapus Barang Bukti
Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube dan WhatsApp.
Hoaks itu berupa rekaman suara seorang lelaki yang menyatakan:
"Ini sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya".
Setelah KPU dan Bawaslu melakukan pengecekan bersama pihak Bea Cukai, dipastikan bahwa informasi tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos adalah hoaks.