Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Insiden Perusakan, Demokrat Mengaku Ditekan untuk Turunkan Atribut

Kompas.com - 19/12/2018, 08:57 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengaku pihaknya sempat mendapat tekanan dari pihak tertentu untuk menurunkan atribut berupa bendera dan baliho yang dipasang di sejumlah ruas jalan Kota Tangerang.

Tekanan itu didapatkan sebelum SBY tiba di Pekanbaru, akhir pekan lalu.

"Sebelum SBY tiba di Pekanbaru, sudah ada permintaan atau tekanan kepada Partai Demokrat Riau untuk turunkan atribut Demokrat," ujar Hinca dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, di Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Demokrat Minta Kasus Perusakan Atribut Tak Dikecil-kecilkan

Hinca enggan menyebutkan siapa pihak yang meminta dan menekan Demokrat untuk menurunkan atribut tersebut. Namun, Demokrat menolak permintaan itu.

Hinca mengatakan, jumlah baliho dan bendera partainya yang terpasang di sejumlah tempat cukup banyak, termasuk di jalan-jalan protokol.

Namun, jumlah atribut Partai Demokrat memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan bendera dan baliho partai politik pendukung Presiden Jokowi. Kebetulan, pada akhir pekan itu juga Jokowi tengah berkunjung ke Pekanbaru.

Baca juga: Kasus Perusakan Atribut, Demokrat Minta Polisi Jangan Cari Kambing Hitam

Hingga akhirnya pada Sabtu (15/12/2018) dini hari, ratusan atribut Demokrat dirusak oleh orang tak dikenal. Sementara bendera dan atribut parpol pendukung Jokowi masih terpasang dengan baik.

Demokrat langsung mengadukan kasus perusakan ini ke pihak kepolisian.

"Perusakan tersebut diduga dilakukan secara terstruktur dan terorganisir. Diduga kuat ada master mind dan inisiatornya," kata Hinca.

Baca juga: Demokrat Duga PDI-P Hanya Dimanfaatkan dalam Kasus Perusakan Atribut

Hasil investigasi yang dilakukan Demokrat bahkan mengarah pada institusi tertentu. Namun, Demokrat enggan mengungkapkan institusi yang dimaksud.

Demokrat juga meyakini Presiden Jokowi tak tahu soal perusakan ini meski tengah berada di Pekanbaru saat kejadian.

"Hampir pasti perusakan atribut Partai Demokrat tersebut di luar pengetahuan Presiden Jokowi. Demokrat yakin ada institusi siluman yang jadi master mind, inisiator dan pemberi perintah," kata Hinca.

Baca juga: Demokrat Beri Waktu 14 Hari kepada Polisi Ungkap Dalang Perusakan Atribut

Demokrat berharap kepolisian bisa mengusut dan mengungkap tuntas kasus perusakan akan ini dalam waktu 14 hari. Polisi sejauh ini baru menetapkan satu tersangka kasus perusakan Atribut Demokrat, yakni HS. HS tertangkap tangan tim Demokrat saat melakukan aksi perusakan dan langsung diserahkan ke pihak kepolisian.

Kompas TV Partai Demokrat memberikan keterangan pers terkait perusakan atribut Partai Demokrat di Riau. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengaku Partai Demokrat mendapat tekanan sebelum Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Riau. Seusai melakukan rapat dengan jajaran petinggi Partai Demokrat di Jakarta. Sekjen Partai Demokrat langsung memberikan keterangan pers kepada awak media terkait perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau beberapa waktu lalu. Hinca menyatakan sebelum SBY tiba di Pekanbaru, Riau sudah ada tekanan atau permintaan untuk menurunkan atribut Partai Demokrat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com