Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Minta Kasus Perusakan Atribut Tak Dikecil-kecilkan

Kompas.com - 19/12/2018, 07:49 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan membantah pihaknya sengaja membesar-besarkan kasus perusakan atribut mereka di Pekanbaru.

Menurut dia, kasus ini memang besar karena atribut yang dirusak, diturunkan dan dibuang oleh orang tak dikenal jumlahnya ratusan.

"Tidak benar yang dirusak itu satu. Tidak benar. Perusakan, perobekan, dan penghilangan baliho SBY dan Partai Demokrat berjumlah ratusan dan terjadi di malam hari hingga dini hari tanggal 15 Desember," kata Hinca di Kantor DPP Parfai Demokrat, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Kasus Perusakan Atribut, Demokrat Minta Polisi Jangan Cari Kambing Hitam

Demokrat menduga perusakan atribut ini sudah dirancang secara terstruktur.

Investigasi internal yang dilakukan bahkan mengarah pada salah satu institusi. Kendati demikian, Hinca enggan mengungkapkan institusi yang dimaksud dan hanya menyebutnya sebagai institusi siluman.

"Partai Demokrat tidak bermaksud membesar-besarkan kasus ini. Karena kasus ini memang serius dan besar. Justru jangan dikecilkan dan dianggap angin lalu," kata Hinca.

Baca juga: Demokrat Duga PDI-P Hanya Dimanfaatkan dalam Kasus Perusakan Atribut

Hinca melihat ada upaya untuk mengecilkan kasus ini dalam penyidikan di Polda Riau. Polisi terkesan hanya fokus pada pelaku yang sudah tertangkap tangan oleh kader Demokrat, namun belum masuk pada pihak yang menyuruh pelaku melakukan perbuatannya.

Polisi justru menetapkan dua tersangka lainnya yang melakukan perusakan pada satu buah baliho caleg PDI-P.

"Terlihat upaya untuk memutus mata rantai dari yang paling bawah hingga ke tingkat master mind dan inisiator," kata Hinca.

Baca juga: Demokrat Beri Waktu 14 Hari kepada Polisi Ungkap Dalang Perusakan Atribut

Upaya mengecilkan kasus perusakan atribut Demokrat ini, lanjut Hinca, juga terlihat dari pernyataan Menteri Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto.

Wiranto menyebut bahwa pelaku perusakan atribut di Pekanbaru adalah oknum PDI-P dan Demokrat yang bergerak atas inisiatif sendiri. Wiranto juga meminta pimpinan parpol yang bersangkutanyang bersangkutan tak membesar-besarkan kasus ini.

Atribut berupa bendera dan baliho Partai Demokrat di Kota Pekanbaru dirusak orang tak dikenal pada Sabtu (15/12/2018) dini hari. Saat itu, SBY dan Jokowi sama-sama tengah berada di Pekanbaru.

Baca juga: Rapat 9 Jam, Demokrat Sebut Perusak Atribut Partai adalah Institusi Siluman

Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyebut, ada ribuan atribut yang dirusak dan diturunkan oleh orang tak dikenal.

Di dekat bendera dan spanduk yang dirusak itu, ada juga deretan bendera parpol lain seperti Partai Golkar, PSI dan PDI-P. Kondisi bendera parpol pendukung Jokowi itu masih dalam keadaan terpasang baik.

Kompas TV Perusakan baliho tidak hanya menimpa Partai Demokrat tapi juga PDI Perjuangan. Isu ini lantas jadi perbincangan hangat warganet. Ulasannya bersama rekan Frisca Clarissa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com