JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) Oesman Sapta Odang mengajukan salah satu putusan Komisi Pemilihan Umum ( KPU) sebagai sengketa pemilu. Tim kuasa hukum sudah memasukkan surat pelaporannya kepada Badan Pengawas Pemilu.
"Kami sudah daftarkan, Jumat 14 Desember kemarin," ujar kuasa hukum OSO, Gugum Ridho Putra, ketika dihubungi pada Minggu (16/12/2018).
Putusan KPU yang dimaksud adalah tentang pengunduran diri sebagai pengurus partai politik bagi bakal calon anggota DPD pada Pemilu 2019. Putusan tersebut menjadi sikap KPU mengenai pencalonan dia sebagai anggota DPD.
Baca juga: OSO Diminta Terima Putusan soal DCT agar Tak Memberatkan KPU
"Permohonan kami lakukan atas terbitnya surat KPU yang diterima (OSO) secara resmi pada 12 Desember," ujar Gugum.
Perjalanan panjang pencalonan OSO
Sebelumnya, KPU meminta OSO yang juga Ketua Umum Partai Hanura untuk menyerahkan surat pengunduran diri dari pengurus partai politik hingga Jumat (21/12/2018). Hal itu disampaikan KPU melalui surat tertulis.
Surat pengunduran diri ini diperlukan sebagai syarat pencalonan diri OSO selaku anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Pemilu 2019.
Jika sampai tanggal yang telah ditentukan OSO tak juga menyerahkan surat pengunduran diri, maka KPU tak akan memasukkan yang bersangkutan ke dalam Daftar Calon Tetap (DCT) partai politik.
Keputusan KPU itu menindaklanjuti putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang meminta nama OSO dimasukkan ke dalam DCT.
KPU sebelumnya sudah mencoret nama OSO sebagai calon anggota DPD lantaran tidak menyerahkan surat pengunduran diri sebagai ketua umum partai politik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan