Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekaman E-KTP di Papua Baru 70 Persen, Apa Kendalanya?

Kompas.com - 06/12/2018, 12:59 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, perekaman e-KTP di Papua baru mencapai 70 persen.

Angka ini jauh di bawah perekaman e-KTP di wilayah Jawa dan sekitarnya yang sudah mencapai lebih dari 95 persen.

"Mengenai perekaman e-KTP, saat ini total sudah mencapai 97,33 persen. Hanya di Papua saja perekaman data ini masih sangat minim," kata Zudan di Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Zudan mengatakan, minimnya perekaman e-KTP di Papua karena adanya sejumlah kendala.

Baca juga: Perekaman E-KTP di Papua Tak Terganggu setelah Peristiwa Pembantaian Pekerja di Nduga

Kendala tersebut, misalnya, sulitnya mengakses wilayah geografis di Papua. Hal ini menyulitkan petugas untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.

Kendala lain, anggapan masyarakat Papua yang menilai dokumen kependudukan tidak penting. Alasannya, rata-rata masyarakat Papua bekerja sebagai petani dan nelayan yang tidak memerlukan dokumen kependudukan dalam pekerjaan mereka.

Meski demikian, untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Dinas Dukcapil Papua saat ini mewajibkan warga setempat menggunakan e-KTP dalam sejumlah pembuatan dokumen.

"Sekarang sedang kami sosialisasikan bahwa BPJS harus dengan e-KTP. Untuk program-program di Papua juga dengan KTP elektronik," ujar Zudan.

Baca juga: Kemendagri Kebut Perekaman e-KTP Jelang Pemilu 2019

Kendala lainnya, banyak alat perekam e-KTP yang rusak. Padahal, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hanya bisa satu kali dianggarkan untuk perbaikan kerusakan alat perekam e-KTP.

Jika kembali terjadi kerusakan, maka perbaikannya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Untuk mempercepat proses perekaman, Zudan telah memerintahkan Dinas Dukcapil di seluruh daerah untuk melakukan perekaman secara jemput bola.

Akan tetapi, dalam praktiknya, proses tersebut juga menemui kendala.

Baca juga: Jelang Pemilu, Pemerintah Didorong Tuntaskan Perekaman dan Pencetakan e-KTP

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, saat hendak melakukan jemput bola perekaman e-KTP, petugas Disdukcapil kerap kali diadang di tengah jalan oleh oknum dan dimintai sejumlah uang.

"Mohon maaf saja, kami juga harus bawa uang yang banyak setiap sekian kilo harus taruh (uang), setiap sekian kilo ada kelompok yang nyetop untuk minta duit," ujar Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com