Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lenny Hidayat, SSos, MPP
Pengamat lingkungan, sosial, dan ekonomi

Pengamat lingkungan, sosial, dan ekonomi (ESG)

Apa yang Terjadi dengan Bantuan Kemanusiaan di Palu dan Donggala?

Kompas.com - 23/10/2018, 16:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kota penghasil batik yang rentan perubahan iklim

Sejak tahun 2002, Kota Pekalongan terkena dampak perubahan iklim secara langsung dengan adanya banjir rob.

Pada 2018, luas wilayah tergenang rob sudah mencapai 31 persen. Dampak banjir rob merebak luas dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan hingga pada kenaikan tingkat kemiskinan masyarakat.

Pada tahun 2015, Kota Pekalongan sudah memiliki kajian kerentanan skala kelurahan dan kota serta strategi adaptasi perubahan iklim.

Namun, rob dan dampak yang ditimbulkannya masih belum teratasi hingga saat ini karena paradigma pembangunan yang lebih berat ke ekonomi. Data risiko bencana kembali diabaikan.

Contoh kasus dalam masalah ini adalah adanya pembiaran pemotongan pohon bakau di daerah pesisir oleh beberapa warga pemilik tambak dan pencemaran kali/sungai di Pekalongan. Hal itu dilakukan karena tambak ataupun industri batik dianggap sebagai indikator majunya perekonomian Pekalongan.

Padahal, sesungguhnya Kota Pekalongan memiliki modal kinerja tata kelola cukup untuk mencegah dampak bencana (nilai indeks 5,38 dari skala 0 sampai 10).

Dari empat aktor, birokrasi memiliki kinerja paling tinggi (6,19) dan dapat menjadi motor penggerak perbaikan dan penanganan dampak bencana.

Adapun masyarakat sipil dan ekonomi di Pekalongan masih mendapatkan rapor merah (5,06). Hal ini disebabkan relasi antara pemerintah dan masyarakat belum berkolaborasi.

Sadar data sebagai modal sosial

Dari kedua studi kasus kabupaten yang dilanda bencana ini, dapat disimpulkan bahwa interaksi pemerintah dan masyarakat sebagai pembentuk modal sosial menjadi hal penting dan tidak terelakkan lagi.

Data risiko bencana yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan pemerintah perlu digunakan untuk menggerakkan warga agar membentuk jejaring sosial yang kuat dan solid.

Siapa yang dapat mengawalinya? Pejabat politiklah yang harus membuka akses informasi dan penggunaan data di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri, seyogianya mengeluarkan kebijakan payung agar pemerintah daerah dapat bergerak lintas daerah untuk rehabilitasi pascabencana.

Selain pejabat, masyarakat juga meningkatkan penggunaan data dan aktif melaporkan kondisi di lapangannya kepada pemerintah.

Dengan interaksi ini, niscaya mau bencana apa pun, baik pemerintah ataupun warga akan jauh lebih sigap dalam menghadapi dan menanggulanginya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com