Penjara ini dibangun pada 1912, saat masa penjajahan Belanda dan hingga saat ini masih digunakan.
Lapas Lowokwaru memiliki luas tanah sekitar 50.110 meter persegi, dengan luas bangunan kurang lebih 14.679 meter persegi.
Pada masa pendudukan Jepang, lapas ini digunakan untuk menampung pejuang-pejuang yang melakukan aksi pemberontakan terhadap penjajah.
Pada masa Agresi Militer tahun 1947, lapas ini dibumihanguskan oleh masyarakat pribumi. Dengan ini, Belanda tidak bisa menggunakan Lapas tersebut.
Penjara ini telah mengalami pergantian tiga masa, yakni Belanda, Jepang dan masa kemerdekaan.
Saat itu, digunakan sebagai tempat penampungan para pejuang kemerdekaan untuk diinterogasi.
Ketika Belanda memasuki Malang, tempat ini pernah dibakar oleh pejuang kemerdekaan hingga hanya menyisakan tembok penyekatnya.
Hingga saat ini, LP Lowokwaru masih berfungsi sebagai penjara meski lokasinya berdekatan dengan perumahan penduduk.
Penjara ini memiliki 22 blok dengan jumlah 211 kamar, dengan kapasitas 936 orang. Berdasarkan data Ditjenpas, pada Juni 2018, narapidana dan tahanan yang ada di lapas ini berjumlah 2.801 orang.
7. Lapas Kelas II A Cibinong
Lapas Kelas II A Cibinong berada di Desa Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, yang didirikan pada 2 Mei 2008 dengan luas area 4 hektar.
Secara administratif, lapas ini mulai beroperasi pada Januari 2008 dan menerima narapidana/tahanan pada Juli 2008 dari Wilayah Hukum Kota Depok dan Kabupaten Bogor
Dengan status IIA, penghuni di lapas ini di bawah 1000 orang.
Lapas ini mempunyai 4 blok yang terdiri dari Blok A, B, C, dan D.
Selain itu, lapas ini difasilitasi dengan masjid, vihara, gereja, kantin jempol, serta saung untuk menerima kunjungan dari keluarga.
Untuk menunjang olahraga, lapas ini juga menyediakan lapangan voli dan lapangan tenis.
Lapas Kelas II A Cibinong bisa menampung narapidana sejumlah 930 orang.
Pada Juni 2018, tercatat narapidana dan tahanan yang ada di lapas tersebut 1.567 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.