JAKARTA, KOMPAS.com - "Kita menjadi tenang semuanya kalau TNI dan Polri itu solid," ujar Presiden Joko Widodo saat menghadiri buka puasa bersama TNI dan Polri di Lapangan Mabes TNI, Jakarta Timur, awal Juni 2018.
Ketenangan itu mulai terusik setelah adanya aksi kekerasan yang melibatkan personel kedua institusi penjaga keamanan itu.
Pada Kamis (7/6/2018) dini hari, di arena permainan biliar Al Diablo, Cimanggis, Depok, delapan oknum Brimob diduga terlibat penganiayaan terhadap dua anggota TNI, Serda Darma Aji dan Serda Nikolas Kegomoi.
Baca juga: Kompaknya Kapolri dan Panglima TNI yang Bikin Jokowi Tenang
Nahas, Darma Aji meninggal pada Jumat (8/6/2018). Sementara Nikolas masih dirawat akibat luka-luka.
Tiga orang oknum anggota Brimob kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Polri menyesalkan adanya kasus ini di tengah kesibukan TNI-Polri mengamankan aktivitas masyarakat yang mudik Lebaran.
"Sekarang seluruh Bhayangkara Polri dan prajurit TNI tersebar pada jalur-jalur mudik untuk memastikan masyarakat bisa mudik dengan aman, nyaman. Tapi, ada oknum kami yang melakukan tindakan mencoreng soliditas TNI-Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal.
Baca juga: 3 Polisi Jadi Tersangka Penganiayaan hingga Tewas Anggota TNI
Sehari pascatewasnya Darma Aji, dua anggota polisi Sub Direktorat Pengendalian Massa, Polda Metro Jaya, Bripda BYP dan FS dikeroyok oleh oknum diduga anggota TNI di Cijantung, Jakarta Timur, pada Sabtu (9/6/2018).
Keduanya mengalami luka akibat pengeroyokan yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, di belakang Mall Graha Cijantung, usai melakukan operasi cipta kondisi di Polres Metro Jakarta Selatan.
Motif pengeroyokan diduga dampak susulan dari pengeroyokan dua anggota TNI oleh oknum Brimob.
Baca juga: Dua Polisi Dikeroyok di Cijantung, Polri Minta Soliditas dengan TNI Tetap Dijaga
Namun, TNI AD meminta semua pihak untuk menahan diri agar isu ini tak dimanfaatkan untuk menggoyang soliditas TNI-Polri.
"Kita tidak boleh berasumsi bahwa setiap peristiwa selalu terkait. Oleh karenanya, semuanya harus bisa menahan diri untuk tidak berpolemik," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Alfret Denny Tuejeh.