JAKARTA, KOMPAS.com - Pertarungan di Pilkada Jawa Barat 2018 dinilai tidak berimbang. Elektabilitas dua pasangan relatif jauh dibanding dua pasangan lain.
Hal itu terlihat berdasarkan hasil Survei terbaru Charta Politika yang dirilis di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politika, Yunarto Wijaya memaparkan, elektabilitas Ridwan Kamil -UU Ruzhanul Ulum sebesar 37,3 persen, bersaing ketat dengan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebesar 34,5 persen.
Angka kedua pasangan masih dalam rentang margin of error plus minus sebesar 2,83 persen. Artinya, tidak ada dari keduanya yang unggul.
Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Ridwan-UU 37,3 persen, 2DM 34,5 Persen
Sementara dua pasangan lain elektabilitasnya relatif rendah, yakni Hasanuddin-Anton Charliyan sebesar 7,8 persen dan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebesar 7,6 persen.
Mengapa kedua pasangan tersebut relatif tertinggal jauh? Yunarto mengatakan, masalahnya terlihat dari tingkat pengenalan masyarakat Jabar terhadap pasangan Hasanuddin-Anton dan Sudrajat-Ahmad Syaiku.
Dari 1200 responden, hanya 37,7 persen yang mengenal Hasanuddin dan 35,3 persen mengenal Anton.
Adapun Sudrajat hanya dikenal 37,3 persen responden dan Ahmad Syaiku dikenal 38,8 persen.
Sementara Ridwan Kamil dikenal hingga 85,3 persen dan Uu dikenal 52,3 persen.
Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar-Taj Yasin 70,5 Persen, Sudirman-Ida 13,6 Persen
Tingkat pengenalan Deddy Mizwar paling tinggi, yakni 88,1 persen dan Dedi Mulyadi sebesar 68,4 persen.
"Tingkat pengenalan dua cagub lain jomplang. Bahkan tidak sampai 40 persen. Ngga dikenal, maka ngga disayang," ujar Yunarto.
"Agak sulit melihat membandingkan antara empat pasang calon yang tingkat pengenalannya berbeda jauh. Gap besar terjadi di Pilkada Jabar," tambah dia.
Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Khofifah-Emil 44,6 Persen, Gus Ipul-Puti 43,8 Persen
Pengumpulan data dilakukan pada 23-29 Mei 2018 melalui wawancara tatap muka 1200 responden dengan kuesioner terstruktur.
Adapun margin of error plus minus sebesar 2.83 persen. Artinya, angka tersebut bisa bertambah atau berkurang 2,83 persen.
Yunarto mengaku, dana untuk melakukan survei tersebut berasal dari dana sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.