Kereta api
Kereta api tetap diminati. Penambahan kapasitas kereta dan kemudahan layanan dalam pemesanan tiket menjadi alasan di balik meningkatnya minat masyarakat akan moda transportasi ini.
Tercatat jumlah pemudik yang menggunakan kereta api cenderung naik dari tahun ke tahun.
Pada 2014, pemudik yang menggunakan kereta api berjumlah 3,8 juta penumpang.
Kenaikan penumpang kereta api terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah pemudik mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 3,93 juta penumpang.
Pada 2016, jumlah pemudik kereta api melonjak hingga 4,08 juta orang.
Sementara pada 2017, naik menjadi 4,4 juta penumpang.
Pada 2018, Kemenhub memprediksi kenaikan penumpang kereta api sebesar 5,84 persen.
Animo masyarakat untuk mudik menggunakan kereta api terlihat dengan larisnya tiket kereta api pada tahun ini, khususnya kelas ekonomi.
Tiket perjalanan ke kota-kota besar di Indonesia, terutama untuk keberangkatan dari Jakarta sudah habis H-90 sebelum Lebaran.
Mudahnya pemesanan tiket dinilai sebagai salah satu faktor meningkatnya minat masyarakat terhadap transportasi ini.
Bus
Berbanding terbalik dengan kereta api, jumlah pemudik yang menggunakan jasa transportasi bus cenderung turun.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah penumpang bus selama mudik Lebaran tercatat mengalami penurunan yang signifikan.
Pada 2014, jumlah pemudik yang menggunakan bus sebanyak 2,7 juta orang. Angka ini turun 11,6 persen dibanding tahun 2013 yaitu 3,06 juta penumpang.
Menjamurnya tren mudik gratis dan alternatif transportasi lain diperkirakan membuat jumlah pemudik yang menggunakan bus semakin menurun.
Tahun 2015, jumlah pengguna angkutan bus sebanyak 4,7 juta orang.
Pada 2016, penumpang bus turun di angka 4,42 juta.
Pada 2018, Kemenhub memprediksi, pemudik yang menggunakan bus masih akan mengalami penurunan sebesar 0,49 persen atau sebesar 4,22 juta.
Ada beberapa faktor yang dinilai menjadi penyebab terjadinya penurunan penumpang bus selama mudik Lebaran.
Salah satunya, semakin membaiknya layanan kereta api. Namun, hal ini tak dibarengi dengan perbaikan yang signifikan terhadap layanan bus, khususnya bus antarkota.
Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi bus yang jauh dari kelayakan.
Selain itu, menjamurnya kegiatan mudik gratis juga dinilai semakin memperparah penurunan penumpang bus.
Penggunaan kendaraan pribadi juga turut memengaruhi jumlah penumpang bus.
Faktor lainnya, banyaknya program mudik gratis dengan menggunakan bus wisata, bukan bus antarkota reguler.
Masyarakat juga lebih memilih moda transportasi lain, seperti pesawat terbang atau kereta api yang bebas macet.