Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Catatan Mudik dari Tahun ke Tahun...

Kompas.com - 06/06/2018, 16:32 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kereta api

Kereta api tetap diminati. Penambahan kapasitas kereta dan kemudahan layanan dalam pemesanan tiket menjadi alasan di balik meningkatnya minat masyarakat akan moda transportasi ini.

Tercatat jumlah pemudik yang menggunakan kereta api cenderung naik dari tahun ke tahun.

Pada 2014, pemudik yang menggunakan kereta api berjumlah 3,8 juta penumpang.

Kenaikan penumpang kereta api terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah pemudik mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 3,93 juta penumpang.

Pada 2016, jumlah pemudik kereta api melonjak hingga 4,08 juta orang.

Sementara pada 2017, naik menjadi 4,4 juta penumpang.

Pada 2018, Kemenhub memprediksi kenaikan penumpang kereta api sebesar 5,84 persen.

Animo masyarakat untuk mudik menggunakan kereta api terlihat dengan larisnya tiket kereta api pada tahun ini, khususnya kelas ekonomi.

Tiket perjalanan ke kota-kota besar di Indonesia, terutama untuk keberangkatan dari Jakarta sudah habis H-90 sebelum Lebaran.

Mudahnya pemesanan tiket dinilai sebagai salah satu faktor meningkatnya minat masyarakat terhadap transportasi ini.

Bus

Berbanding terbalik dengan kereta api, jumlah pemudik yang menggunakan jasa transportasi bus cenderung turun.

Dalam lima tahun terakhir, jumlah penumpang bus selama mudik Lebaran tercatat mengalami penurunan yang signifikan.

Pada 2014, jumlah pemudik yang menggunakan bus sebanyak 2,7 juta orang. Angka ini turun 11,6 persen dibanding tahun 2013 yaitu 3,06 juta penumpang.

Menjamurnya tren mudik gratis dan alternatif transportasi lain diperkirakan membuat jumlah pemudik yang menggunakan bus semakin menurun.

Tahun 2015, jumlah pengguna angkutan bus sebanyak 4,7 juta orang.

Pada 2016, penumpang bus turun di angka 4,42 juta.

Awak bus melakukan perawatan dan perbaikan bus di Terminal Pulogadung, Jakarta, Rabu (29/6/2016). Sejumlah prasyaratan kelayakan yang mendukung keselamatan armada bus harus dipenuhi sebelum melayani penumpang.KOMPAS/P Raditya Mahendra Yasa Awak bus melakukan perawatan dan perbaikan bus di Terminal Pulogadung, Jakarta, Rabu (29/6/2016). Sejumlah prasyaratan kelayakan yang mendukung keselamatan armada bus harus dipenuhi sebelum melayani penumpang.
Penurunan ini terus berlanjut hingga 2017 dengan jumlah 4,24 juta pemudik yang menggunakan bus.

Pada 2018, Kemenhub memprediksi, pemudik yang menggunakan bus masih akan mengalami penurunan sebesar 0,49 persen atau sebesar 4,22 juta.

Ada beberapa faktor yang dinilai menjadi penyebab terjadinya penurunan penumpang bus selama mudik Lebaran.

Salah satunya, semakin membaiknya layanan kereta api. Namun, hal ini tak dibarengi dengan perbaikan yang signifikan terhadap layanan bus, khususnya bus antarkota.

Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi bus yang jauh dari kelayakan.

Selain itu, menjamurnya kegiatan mudik gratis juga dinilai semakin memperparah penurunan penumpang bus.

Penggunaan kendaraan pribadi juga turut memengaruhi jumlah penumpang bus.

Faktor lainnya, banyaknya program mudik gratis dengan menggunakan bus wisata, bukan bus antarkota reguler.

Masyarakat juga lebih memilih moda transportasi lain, seperti pesawat terbang atau kereta api yang bebas macet.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com