JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto dan Jaksa Agung M Prasetyo tidak ikut dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) atau peserta aksi Kamisan.
Juru Bicara Presiden Johan Budi mengungkapkan, Wiranto dan Prasetyo sengaja tidak diajak. Alasannya, karena dalam pertemuan ini Jokowi ingin fokus dulu mendengar masukan dari keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu.
"Pertemuan ini lebih banyak Presiden ingin mendengar dulu," kata Johan usai mendampingi Jokowi bertemu peserta Kamisan, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Baca juga: Peserta Kamisan Minta Jokowi Akui Terjadinya Sejumlah Pelanggaran HAM
Dalam pertemuan tersebut, peserta aksi Kamisan meminta Presiden Jokowi mengakui telah terjadinya sejumlah pelanggaran HAM masa lalu, khususnya yang sudah ditangani Komnas HAM seperti tragedi Semanggi I, Semanggi II, Trisakti, penghilangan paksa 13-15 Mei 98, Talangsari, Tanjung Priok, dan tragedi 1965.
Peserta Kamisan juga meminta Kejaksaan Agung segera menindaklanjuti temuan Komnas HAM.
Baca juga: Peserta Kamisan Minta Jaksa Agung Tindaklanjuti Temuan Komnas HAM
Menurut Johan, dalam pertemuan itu Presiden berjanji akan meminta Wiranto dan Prasetyo untuk berkoordinasi dengan Komnas HAM.
"Bapak Presiden berjanji akan segera memanggil Jaksa Agung dan Menko Polhukam untuk membicarakan permintaan perwakilan korban beberapa kasus HAM masa lalu," kata Johan.
Ini adalah kali pertama peserta Kamisan bertemu Presiden sejak mereka menggelar aksi di seberang Istana sejak 2007 lalu.
Selain Johan Budi, Jokowi didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan staf khusus presiden bidang komunikasi Adita Irawati.
Menkopolhukam Wiranto sebenarnya sudah sempat hadir di istana untuk mengikuti pelantikan Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Namun, beberapa saat sebelum pertemuan dimulai, Wiranto meninggalkan Istana.
Baca juga: Kali Pertama, Peserta Aksi Kamisan Akan Diterima Presiden di Istana
Wiranto yang menjabat Panglima ABRI saat tragedi 1998 terjadi, mengakui ia tidak akan ikut dalam pertemuan.
"Saya ada tugas lain," kata Wiranto.
Wiranto pun mengaku tidak tahu apa saja yang akan dibahas oleh Presiden Jokowi dan para keluarga korban pelanggaran HAM. Ia meminta wartawan bertanya ke Menteri Sekretaris Negara.
"Ya tanya sana. Tanya Mensesneg," kata Wiranto.