Pengabdiannya tak dapat dipisahkan dari radio PHB AURI (Perhubungan AURI), mengingat ia menjadi salah satu perintis dan pendiri sekolah radio telegrafis udara AU.
Dalam karier selanjutnya, ia pernah ditugaskan Kepala Satuan Angkatan Udara sebagai radio operator pesawat tipe Dakota VT-CLA yang akan dibeli AU.
Gugur di usia muda
Meski memiliki keahlian radio, bukan berarti Adisoemarmo tak ikut berjuang di udara. Dengan menggunakan pesawat Dakota VT-CLA, ia ikut terbang ke luar negeri dalam rangka penerbangan penyelundupan kurir dan pengangkutan dari dan ke Indonesia dengan menembus blokade Belanda.
Hal itu dilakukannya demi mendukung perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan.
(Baca juga: Kisah Karbol, Si Dosen Terbang, Profesor Kedokteran, hingga "Tukang" Radio)
Kariernya di AU begitu singkat. Pada umur 26 tahun, Adisoemarmo gugur bersama dengan dua tokoh TNI AU lainnya, yaitu Komodor Udara Adisutjipto dan Komodor Udara Prof Dr Abdurrachman Saleh yang menjalankan tugas kemanusiaan pada 29 juli 1947.
Pada waktu itu, dua pesawat tipe P-40 Kitty Hawk Belanda mengejar dan tanpa peringatan menembak pesawat Dakota VT-CLA dengan senapan mesin. Tembakan itu mengenai mesin sebelah kiri dan membuat daya pesawat menjadi menurun drastis hingga terjatuh.
Belanda telah menembak jatuh Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan untuk kepentingan perjuangan. Peristiwa ini membuat kebahagiaan dan kegembiraan para anggota AU, seketika berubah menjadi rasa duka yang mendalam.
Berdasarkan buku PHB AURI Jaringan Komunikasi Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, Adisoemarmo telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara (Semaki) Yogyakarta. Makam itu terletak di sebelah timur makam Jenderal Sudirman pada deretan kedua dengan nomor registrasi B-172.
TNI AU mengabadikan namanya menjadi nama pangkalan udara di Surakarta yang sebelumnya bernama Pangkalan Udara Panasan melalui Surat Keputusan KSAU nomor Skep/07/VII/1977 pada tanggal 25 Juli 1977.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.