Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Bagian II)

Kompas.com - 09/04/2018, 09:28 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sadar akan keadaan yang semakin mendesak, Pimpinan TNI AU Komodor Udara Suryadi Suryadharma dan Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma beberapa kali mengadakan rapat tertutup. Tak ada seorangpun mengetahui apa yang dibicarakan.

Sebagai langkah awal, pimpinan TNI AU meminta kesediaan teknisi untuk mendukung kegiatan. Para pimpinan menyadari kerja keras para teknisi.

Sejak agresi militer, para teknisi disibukkan dengan latihan para penerbang muda. Kemudian, disibukkan dengan datangnya pesawat Dakota dari negara tetangga seperti India dan Filipina.

Dalam suatu peristiwa, teknisi mendorong pesawat sejauh 1,5 kilometer dari landasan, untuk disembunyikan di bawah pohon dan ditimbuni ranting dan daun-daun.

(Baca juga: Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Bagian I))

 

Ketika pesawat harus terbang, pada pukul 04.00 pagi, para teknisi harus mendorong pesawat yang besar itu kembali ke landasan.

Di bawah pimpinan Basir Surya, para teknisi bekerja siang dan malam. Untuk melengkapi persenjataan Guntei, para teknisi tidak mengalami kesulitan, karena pesawat ini termasuk pesawat tempur. Namun, untuk pesawat jenis Cureng, para teknisi mengalami kesulitan. Pesawat tidak dilengkapi gantungan bom, ataupun buku petunjuk.

Di bawah sinar lampu, para teknisi sibuk memasang rak penggantung bom di bawah sayap, serta senapan mesin di kokpit belakang. Beberapa penerbang muda dengan ringan tangan membantu. Mereka tidak menghitung untung rugi, walaupun hanya makan ubi rebus seadanya.


Malam sebelum serangan

Malam hari pada 28 Juli 1947, seorang kurir datang asrama perwira di Wonocatur, tempat yang dijadikan lokasi konsinyering para perwira penerbang. Dia membawa perintah dari KSAU kepada empat orang Kadet penerbang.

Mereka adalah Mulyono, Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani dan Bambang Saptoadji. Mereka berempat diminta menghadap pimpinan.

(Baca juga: Kisah Mendebarkan Pesawat RI-001 Selundupkan Senjata Pasca Kemerdekaan)

Dalam pertemuan malam itu, KSAU berbicara singkat yang intinya menyatakan bahwa serangan balasan sangat diperlukan. Hal itu untuk membakar kembali semangat perjuangan.

Halim Perdanakusuma yang juga hadir mengatakan, operasi udara itu berupa pemboman dan penembakan di kota yang telah dikuasai musuh di Jawa Tengah. Halim kemudian menegaskan bahwa tugas ini bukan perintah, melainkan sukarela.

Tugas berat yang mempertaruhkan nyawa itu segera dibalas dengan kesiapan keempat penerbang muda.

Kobaran semangat dan rasa tanggung jawab untuk membela negara telah tertanam kuat di hati mereka. Bagi mereka yang usianya sekitar 20 tahun, tugas ini adalah suatu kehormatan.

Setelah mendapat penjelasan, mereka mulai membagi tugas. Kadet Udara I Mulyono ditugaskan menyerang Semarang. Dia didampingi penembak udara Sersan Udara Dulrachman. Mereka menggunakan pesawat pembom tukik Guntei. Pesawat ini dibekali bom seberat 400 kilogram dan beberapa senapan mesin.

(Baca juga: PHB AURI, Tulang Punggung Komunikasi Pejuang Kemerdekaan RI)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com