Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Politik SARA di Pilkada 2018 Diyakini Minim, Kenapa?

Kompas.com - 24/01/2018, 18:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comPilkada serentak 2018 masih dibayangi munculnya isu politik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Namun seberapa besar potensinya?

Pengamat politik sekaligus Direktur Utama Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) Djayadi Hanan meyakini, potensi isu SARA atau politik identitas di Pilkada serentak 2018 minim.

“Saya kira kita bisa bergembiralah di Pilkada 2018 itu dilihat dari segi perilaku politik,” ujarnya dalam acara diskusi di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Dua faktor

Menurut Djayadi, ada dua fakltor utama yang menentukan kemunculan politik identitas dengan berbagai isu SARA muncul dalam Pilkada. Kedua faktor itu harus terpenuhi.

Pertama yaitu syarat Pilkada yang kompetitif yang berarti tidak ada pihak yang dominan dalam Pilkada. Bila pertarungan kompetitif atau apple to apple, maka politik identitas bisa menjadi dasar penentu orang untuk memenangkan satu calon.

Baca juga : Kehidupan Bandung Cindy, Politik Identitas, dan Fenomena Ridwan Kamil

Selain itu, tingkat kompetitif yang memunculkan politik identitas juga bisa muncul apabila kelompok yang bertarung dalam Pilkada memiliki perasaan bahwa identitasnya sedang menjadi pertaruhan.

Kedua, yaitu polarisasi pasangan calon dan pendukungnya. Polarisasi pasangan calon yaitu terkotak-kotaknya calon kepala daerah bisa berdasarkan suku atau agama. Sementara polarisasi dukungan yaitu terbaginya kekuatan politik yang saling berhadapan satu sama lain.

Pilkada 2018

Pada pilkada 2018 terdapat 171 daerah yang akan menggelar pemilihan kepala daerah. Sekitar 17 di antaranya yaitu pemilihan kepala daerah di tingkat provinsi.

Menurut Djayadi, dari 17 provinsi, 10 di antaranya tidak ada petanaha. Dengan demikan persaingan di 10 provinsi tersebut akan ketat karena tidak ada yang dominan.

Kompetisi pilkada yang ketat juga diyakini akan terjadi di dua provinsi lainnya yaitu Sumatera Utara dan Riau.

Meski petahana maju lagi, namun tidak ada pasangan yang dominan. Sebab, petahana yang maju kembali di pilkada dua provinsi tersebut adalah wakil gubernur, bukan gubernurnya.

Baca juga : Soal Pribumi, Politik Identitas, dan Nurani Para Politisi

Dari sisi ini, 12 dari 17 provinsi yang menggelar Pilkada 2018 sudah memenuhi faktor pertama yaitu Pilkada yang kompetitif.

Namun bila dihadapkan kepada faktor yang kedua yaitu polarisasi, maka potensi munculnya politik identitas menjadi minim.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com