Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Bulan Berlalu Tanpa Hasil, Keraguan Novel terhadap Polri soal Kasusnya Terbukti

Kompas.com - 12/01/2018, 16:21 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keraguan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengenai keseriusan polisi dalam mengungkap kasus penyerangan terhadapnya, kini terbukti.

Hingga 9 bulan setelah peristiwa penyiraman air keras terjadi, pelaku belum juga terungkap.

Hal itu dikatakan pengacara Novel, Muhammad Isnur, dalam konferensi pers di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) di Kalibata, Jakarta, Jumat (12/1/2018).

"Sembilan bulan ini menandakan pernyatan Novel terbukti bahwa tidak yakin polisi akan mengungkap. Tidak yakin polisi akan menangkap pelaku dan dibawa ke pengadilan, karena ini seperti jeruk makan jeruk," kata Isnur.

Isnur mengatakan, hasil investigasi beberapa media massa mengungkap ada korelasi antara pelaku penyerangan dengan oknum penegak hukum.

(Baca juga: Catatan 2017, ICW Mempertanyakan Keseriusan Polri Ungkap Kasus Novel)

Konferensi pers tentang kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Kantor ICW Jakarta, Jumat (12/1/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Konferensi pers tentang kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Kantor ICW Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Bahkan, kata Isnur, sejak awal Novel sudah menyebut adanya oknum jenderal yang terlibat dalam kasusnya.

"Kalau melihat sejarah bagaimana Novel dikejar-kejar untuk dikriminalisasi, wajar kalau Novel sendiri tidak percaya kasusnya akan diungkap," kata Isnur.

Wajah Novel disiram air keras usai menunaikan shalat subuh berjamaah di Masjid Al Ikhsan, Jalan Deposito RT 03/10, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017.

Novel langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center.

Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras ternyata tak cukup ditangani di Indonesia. Pada 12 April 2017, dokter merujuk agar Novel mendapatkan perawatan mata di Singapura.

Hingga kini, polisi belum juga menangkap pelaku penyerangan. Padahal sebelumnya, polisi beberapa kali merilis sketsa wajah pelaku.

Polisi sebenarnya pernah menangkap terduga pelaku. Namun, karena dianggap tak terbukti, terduga pelaku tersebut dibebaskan.

Kompas TV 2 Sketsa dari wajah terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan telah disebar ke seluruh kantor polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com