Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai KPK Memohon ke Jokowi untuk Percepat Pengusutan Kasus Novel

Kompas.com - 29/12/2017, 22:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi pada Jumat (29/12/2017) hari ini genap berusia 14 tahun. Hari jadi KPK ini diperingati secara sederhana dengan membagi-bagikan bunga aster kepada awak media yang biasa meliput di lembaga antirasuah itu.

Bunga dibagikan langsung oleh Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dan Sekretaris Jenderal Wadah Pegawai KPK Aulia Postiera. Sayangnya, peringatan hari jadi KPK ini menjadi kurang sempurna karena kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan hingga hari ini belum menemui titik temu.

Hal ini pun menjadi perhatian serius pimpinan dan pegawai KPK. Meskipun banyak capaian KPK yang dilakukan tahun ini, Syarif merasa prihatin lantaran Novel Baswedan masih harus menjalani perawatan mata di Singapura. Mata kiri Novel yang terkena siraman air keras pada 11 April 2017 lalu masih belum sembuh betul.

Baca juga : Ada Operasi Lanjutan, Novel Baswedan Belum Bisa Pulang hingga 2018

"Kami masih sangat prihatin, Kasatgas e-KTP Novel Baswedan belum sembuh matanya. Bahkan pada saat operasi kedua di mata kiri itu sedang diupayakan terus dan belum sembuh," kata Syarif kepada awak media.

Syarif pun memohon doa masyarakat untuk kesembuhan mata kiri Novel.

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dan Sekretaris Jenderal Wadah Pegawai KPK Aulia Postiera di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/12/2017).KOMPAS.com/Ihsanuddin Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dan Sekretaris Jenderal Wadah Pegawai KPK Aulia Postiera di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Sekretaris Jenderal Wadah Pegawai KPK Aulia Postiera, yang mewakili seluruh pegawai lembaga antirasuah juga meminta doa masyarakat untuk kesembuhan Novel. Dia berharap pelaku penyiraman air keras ke Novel bisa segera ditangkap.

"Kami memohon dan meminta kepada Bapak Presiden agar penanganan kasus penyerangan terhadap rekan kami Novel Baswedan ini dapat dipercepat dan diselesaikan," ujar dia.

Baca juga : Ini Ciri-ciri Dua Orang yang Diduga Pelaku Penyerangan Novel Baswedan

Menurut dia, pelaku penyerangan harus bisa diungkap agar teror yang dialami Novel tak terulang kembali. Aulia menyebut ada kemungkinan teror yang dialami Novel akan dialami pegawai lainnya, termasuk pimpinan KPK.

"Ancaman terhadap seorang Novel, itu bisa terjadi kepada siapa saja di KPK ini. Biasa jadi besok Pak Laode, Pak Agus, Pak Saut, Bu Basaria, Pak Alex, atau kita-kita semua pegawai KPK yang ada di sini," kata dia.

Undang-Undang KPK Nomor 30 Tahun 2002 ditandatangani pada 27 Desember 2002 oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri Namun, KPK resmi beroperasi pada 29 Desember 2003 setelah Megawati mengangkat pimpinan KPK lewat keppres.

Kompas TV 2 Sketsa dari wajah terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan telah disebar ke seluruh kantor polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com