Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2017, 14:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan pentingnya  informasi publik dalam mengungkap kasus dugaan korupsi.

Novel menyebutkan, selama ia mengabdi di KPK, pengungkapan sejumlah kasus korupsi besar diawali dari informasi masyarakat.

"Sepanjang yang saya tahu, setiap perkara korupsi besar, selalu ada whistle blower. Peranan informasi publik menjadi sangat signifikan dalam proses pengungkapan perkara," ujar Novel melalui telekonferensi dari Singapura, dalam sebuah diskusi, di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2017).

Novel mengatakan, KPK memiliki sistem agar masyarakat yang melaporkan informasi dugaan korupsi tetap terjaga kerahasiaannya. Salah satunya, dengan menerapkan komunikasi satu pintu terhadap pelapor.

Baca: YLBHI Pertanyakan Perlindungan KPK terhadap Novel Baswedan

Artinya, KPK hanya menunjuk satu orang untuk berkomunikasi dengan sang pelapor. Selain orang yang ditunjuk serta atasannya, tak ada lagi yang mengetahui identitas serta dokumen yang dibawa pelapor.

"Sebab kalau pelapor beserta informasinya ini diketahui banyak orang, akan menjadi rentan. Jadi bagaimana caranya ketika orang ini memberi informasi, orangnya (pegawai KPK) sama terus," ujar Novel.

Dalam beberapa kasus, KPK juga pernah menemui pelapor yang seharusnya dirahasiakan, tetapi juga buka suara melalui media massa.

Baca: Urgensi Perppu Perlindungan KPK

Jika kondisinya seperti ini, KPK memiliki kewenangan untuk memberikan pengamanan melekat secara fisik kepada yang bersangkutan demi keselamatan dirinya dan kelanjutan perkara yang ditangani KPK.

Untuk perlindungan saksi tersebut, KPK biasanya bekerja sama dengan LPSK.

"Tapi sebisa mungkin, utamanya adalah yang bersangkutan tidak diketahui. Repot kalau malah dia buka suara di publik," ujar Novel.

Kompas TV 2 Sketsa dari wajah terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan telah disebar ke seluruh kantor polisi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Nasional
KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Nasional
Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Nasional
MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

Nasional
Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Nasional
Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Nasional
Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Nasional
Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Nasional
Menkominfo Klaim Situasi Media Sosial Usai Pemilu 2024 Lebih Baik ketimbang 2019

Menkominfo Klaim Situasi Media Sosial Usai Pemilu 2024 Lebih Baik ketimbang 2019

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: Prabowo-Gibran Menang di Maluku

Hasil Rekapitulasi KPU: Prabowo-Gibran Menang di Maluku

Nasional
Kemenkominfo 'Take Down' 1.971 Berita Hoaks Terkait Pemilu 2024

Kemenkominfo "Take Down" 1.971 Berita Hoaks Terkait Pemilu 2024

Nasional
Menko Polhukam: Pengumuman Hasil Pemilu 2024 Masih Sesuai Rencana, 20 Maret

Menko Polhukam: Pengumuman Hasil Pemilu 2024 Masih Sesuai Rencana, 20 Maret

Nasional
Kasus Korupsi APD Covid-19, Wakil Ketua MPR Tak Penuhi Panggilan KPK karena Sedang Umrah

Kasus Korupsi APD Covid-19, Wakil Ketua MPR Tak Penuhi Panggilan KPK karena Sedang Umrah

Nasional
Tunggu PDI-P untuk Gulirkan Hak Angket, PKB: Bagusnya Bareng-bareng

Tunggu PDI-P untuk Gulirkan Hak Angket, PKB: Bagusnya Bareng-bareng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com