KOMPAS.com - Pintu lift lantai 4 Gedung Nusantara II belum juga terbuka, Rabu (15/11/2017), saat Ketua DPR Setya Novanto berdiri di depannya.
Kejadiannya memang agak langka. Maklum, biasanya lift untuk pejabat, apalagi sekaliber Ketua DPR, sudah disiapkan lebih dulu atau standby terbuka.
Tentu saja, momen itu dimanfaatkan maksimal oleh para awak media yang sudah menunggu Ketua Umum Partai Golkar itu sedari pagi.
Belakangan, sosok Novanto memang sedang jadi buah bibir pemberitaan. Alasannya, apalagi kalau bukan berbagai aksinya pasca ditetapkan kembali sebagai tersangka oleh KPK.
Baca juga : Surat Novanto, dari Buatan Istri, Setjen DPR, hingga Pengacara
Mulai dari mangkir memenuhi panggilan KPK, melaporkan dua pimpinan dan penyidik KPK, hingga menggugat Undang-undang KPK ke Mahkamah Konstitusi (MK) tiba-tiba.
Teranyar, tersangka kasus korupsi KTP elektronik atau e-KTP itu mangkir lagi dari panggilan KPK hari ini.
Teriakan
Sementara itu, balkon ruang paripurna DPR seketika kosong saat Rapat Paripurna pembukaan masa sidang kedua tahun sidang 2017-2018 DPR rampung hari ini.
Para awak media yang sebelumnya memadati balkon berhamburan, berdesakan, menuju satu tujuan, pintu keluar.
Di luar ruang sidang, beberapa petugas Pamdal DPR sudah berkumpul. Tugasnya satu, mengamankan para pimpinan DPR menuju lift di lantai 4 Gedung tersebut.
Tiba-tiba, Novanto dan beberapa pimpinan DPR keluar dari ruang paripurna dengan pengawalan ketat. Namun perburuan informasi tidak sampai di situ.
Baca juga : Jatuh Bangun Wartawan Mengejar Setya Novanto...
Kameramen, juru foto, hingga reporter media langsung mengelilingi tersangka kasus korupsi e-KTP itu. Novanto, diberondong pertanyaan.
Langkahnya sedikit terhenti. Ia menjawab. Suaranya tidak terlalu kencang. Beberapa wartawan yang kebagian berdiri di belakang, pasrah, hanya menyodorkan recorder-nya.
Situasi agak membaik saat Novanto menjawab beberapa pertanyaan. Namun berubah lagi saat ia berjalan menuju lift.
Puluhan wartawan berdesakan, sementara Pamdal sibuk mengurus Novanto.