JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto kembali tidak memenuhi pemanggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ketua Umum Partai Golkar itu kembali mengutarakan berbagai alasan ketidakhadiran melalui surat.
Sedianya, Novanto akan diperiksa sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP, Rabu (15/11/2017).
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, penyidik kali ini menerima surat keterangan ketidakhadiran yang dikirimkan pengacara Setya Novanto.
"Surat dari pengacara," ujar Febri saat dikonfirmasi.
Baca juga: Jatuh Bangun Wartawan Mengejar Setya Novanto...
Dalam surat tersebut, pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, mengatakan, ketidakhadiran kliennya lantaran pihaknya sedang mengajukan uji materi di Mahkamah Konstitusi terhadap Undang-Undang KPK.
Surat Setjen DPR
Novanto sebelumnya juga tak menghadiri panggilan pemeriksaan sebagai saksi di Gedung KPK. Namun, sebelumnya surat ketidakhadiran dibuat melalui Sekretariat Jenderal DPR.
Dalam surat itu, Novanto beralasan bahwa KPK harus mengantongi izin dari Presiden Joko Widodo untuk dapat memeriksa dirinya. Alasan serupa juga digunakan Novanto pada pemanggilan sebelumnya.
Baca juga: Tolak Diperiksa, Ini Isi Surat Setya Novanto kepada KPK
Novanto dalam suratnya ke KPK menggunakan aturan mengenai Pasal 20A Huruf (3) UUD 1945 sebagai alasan mangkir. Pasal itu mengatur hak imunitas anggota DPR.
Selain itu, Novanto juga beralasan dengan menggunakan Pasal 80 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 mengenai Hak Anggota Dewan Huruf (h) terkait imunitas. Pasal itu dijadikan alasan mangkir dari panggilan.
Surat Istri Novanto
Pada September 2017, Novanto juga dipanggil menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Gedung KPK. Namun, pada pagi hari, istri Novanto mengirimkan surat berisi keterangan bahwa Ketua Umum Partai Golkar itu sedang sakit dan tidak dapat menghadiri panggilan penyidik KPK.
Baca juga: Dipanggil KPK, Istri Setya Novanto Juga Beralasan Sakit
Pada hari yang sama dengan jadwal pemeriksaan, Novanto menjalani perawatan di rumah sakit. Ia bahkan menjalani operasi di Rumah Sakit Premier Jatinegara.