Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bulan Berlalu, Jawaban Jokowi soal Kasus Novel Tak Berubah...

Kompas.com - 03/11/2017, 19:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

Masukan Masyarakat

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, yang selama ini konsisten mendorong pembentukan TPGF, menilai Jokowi tidak cukup apabila hanya mendengarkan penjelasan dari Kapolri.

Ia berharap waktu yang begitu lama cukup menjadi dasar rasional bagi Presiden untuk menangkap ada yang ganjil dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Bukan sekedar alasan teknis penyidikan seperti yang disampaikan pihak kepolisian," kata Dahnil.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7). Kapolri dipanggil oleh Presiden Joko Widodo untuk melaporkan perkembangan kasus Novel Baswedan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/17ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7). Kapolri dipanggil oleh Presiden Joko Widodo untuk melaporkan perkembangan kasus Novel Baswedan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/17
Menurut Dahnil, Presiden perlu mendengarkan masukan, data, dan fakta yang ditemukan   kelompok masyarakat sipil terkait kasus Penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Ia menjamin Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, termasuk para tokoh mantan komisioner KPK, siap menyampaikan data dan fakta temuan-temuan yang telah didapatkan kepada Jokowi. Dengan begitu, Jokowi bisa mendapat gambaran rinci ada apa sesungguhnya di balik kasus ini.

"Karena itu, Pak Presiden Joko Widodo tidak memperoleh informasi hanya dari satu pihak, yakni Kapolri," ucap Dahnil.

Dahnil meminta Jokowi untuk tidak melupakan bahwa masyarakat sipil juga telah bekerja mengumpulkan banyak fakta dan data terkait kasus ini.

"Jadi, kami berharap Pak Presiden Joko Widodo mau membuka diri menerima masukan dan keterangan fakta dan data dari masyarakat sipil," katanya.

 

Kompas TV Sejumlah pihak mendesak pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com