PALMERAH, KOMPAS.com - Berita komentar dari pihak TNI terkait senjata yang dibeli Polri, menjadi berita yang banyak dibaca kemarin di Kompas.com. Pada intinya, banyak pembaca merasa terkejut betapa dinamika Polri vs TNI ini begitu terbuka menjadi konsumsi publik.
Bagi Anda yang tak ingin tertinggal perkembangan berita, Anda harus ikuti berita-berita terkait senjata Polri ini di Kompas.com. Simak pula berita lain yang populer di Kompas.com di bawah ini.
1. TNI: Senjata yang Dibeli Polri Punya Kecanggihan Luar Biasa
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan, amunisi tajam yang dibeli Polri mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter.
Amunisi tersebut juga memiliki keistimewaan lain. Menurut Wuryanto, saat ditembakkan, amunisi tersebut akan dua kali meledak.
Ledakan kedua akan melontarkan pecahan tubuh granat berupa logam kecil yang melukai dan mematikan sasaran tembak.
Selain itu, jenis granat yang dibeli Polri juga bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras.
"Ini luar biasa. TNI tidak punya senjata dengan kemampuan jenis itu," ujar Wuryanto dalam jumpa pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017).
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga:
Sebanyak 5.932 Amunisi yang Dibeli Polri Dipindahkan ke Gudang TNI
Sampai Kapan Amunisi Milik Polri Disimpan di Gudang TNI?
Soal Polemik Senjata, Panglima TNI Siap Hadiri Rapat Gabungan di DPR
Kata Panglima TNI soal Wacana Regulasi Tunggal Pengadaan Senjata
Hasil Pengecekan, Senjata Brimob di Bandara Soetta Sesuai Dokumen
Soal Senjata Brimob, Jokowi Minta Semuanya Kondusif
Wiranto Janji Selesaikan Masalah Impor Senjata Brimob yang Tertahan
Menkopolhukam Akui Ada Masalah soal Impor Senjata Brimob
2. Kisah Amelia Achmad Yani, 20 Tahun Menepi ke Desa Mengobati Luka Batin
Amelia Achmad Yani, yang sedang bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Bosnia dan Herzegovina, merupakan anak ketiga dari delapan putri dan putra almarhum Jenderal Achmad Yani dan almarhumah Yayu Rulia Sutowiryo.
Achmad Yani merupakan salah seorang pahlawan revolusi yang gugur sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) PKI di Jakarta.
Pada 30 September 2017 siang waktu setempat, di kediamannya, Wisma Indonesia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Amelia Achmad Yani mengadakan tahlilan bagi para pahlawan revolusi, terutama untuk almarhum ayahnya.