Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pernyataan Direktur Penyidikan di Pansus, Apa Kata Ketua KPK?

Kompas.com - 31/08/2017, 07:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo tak membantah maupun membenarkan adanya friksi di tubuh KPK sebagaimana disampaikan Direktur Penyidikan Brigjen Aris Budiman.

Aris menyampaikan hal tersebut saat rapat dengar pendapat dengan Panitia Khusus Hak Angket KPK di DPR RI.

Agus menganggap kubu-kubu dalam suatu organisasi merupakan hal yang biasa.

"Di mana tempat Anda bekerja yang tidak ada friksi? Di mana pun pasti Anda hadapi ini. Friksi itu wajar saja," ujar Agus, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/8/2017) malam.

Baca: Jimly: Tindakan Direktur Penyidikan KPK Tak Bisa Dibenarkan

Namun, Agus membantah ada kelompok kecil yang bisa memengaruhi keputusan pimpinan.

Ia mengatakan, kelima Pimpinan KPK sangat independen dan tidak mungkin terpengaruh dengan suara-suara di luar.

"Tidak ada kelompok kecil yang memengaruhi kebijakan. Saya pastikan tidak ada," kata Agus.

Belum mengkhawatirkan

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, sama seperti Agus, ia yakin pasti ada kubu-kubu di setiap organisasi atau instansi mana pun.

Namun, masih dianggap batas aman jika kelompok tersebut tidak mengganggu jalannya roda organisasi.

"Yang pasti, persaingan apapun harus sehat. Apakah yang dikatakan friksi saling menjatuhkan? Tidak juga," kata Basaria.

Baca: Direktur Penyidikan KPK Sebut Ada Friksi dalam Tubuh Penyidik

Basaria mengatakan, persaingan antar karyawan memang sulit dihindari. Namun, sejauh ini, ia menilai, persaingan di KPK masih wajar.

"Sejauh ini masih sehat. Dari sekian ribu orang, tidak mungkin punya pemikiran sama. Menurut kami hal ini masih bisa diselesaikan secara internal," kata Basaria.

Sebelumnya, Aris Budiman mengakui keberadaan dua faksi dalam tubuh penyidik. Dua faksi tersebut yakni penyidik yang berasal dari anggota kepolisian dan juga penyidik internal KPK.

Menurut dia, friksi tersebut muncul perebutan posisi dalam menempati posisi penyidik utama.

"Dan saya ingin berupaya menata itu tapi saya mengalami hal-hal yang kesulitan tertentu," kata Aris, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Panitia Khusus (Pansus) Angket KPK, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2017) malam.

Ia mengakui ada salah satu penyidik senior yang kerap menolak usulan rekrutmen penyidik dari kepolisian karena dinilai akan mengganggu kinerja KPK secara keseluruhan.

Penyidik senior tersebut juga kerap menentang kebijakannya dalam hal penyidikan secara terbuka.

Saat anggota Pansus Angket KPK Junimart Girsang menanyakan apakah penyidik senior yang dimaksud ialah Novel Baswedan, Aris membenarkan.

"Iya," jawab Aris singkat.

Kompas TV Temui Napi Korupsi, DPR Cari Kelemahan KPK? (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com