Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Penyidikan KPK Sebut Video Kesaksian Miryam Telah Dipotong

Kompas.com - 30/08/2017, 09:15 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur PEnyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigadir Jenderal (Pol) Aris Budiman mengatakan, video yang diputar pada persidangan Miryam S. Haryani telah dipotong sehingga konteksnya tidak utuh.

Miryam merupakan tersangka pemberi keterangan palsu dalam kasus korupsi e-KTP.

Dalam video tersebut, terungkap ada sejumlah penyidik yang bertemu anggota Komisi III DPR di luar pemeriksaan, salah satunya Aris.

Selain itu, melalui video pemeriksaan Miryam itu disebutkan pula Aris menerima uang Rp 2 miliar.

Baca: Direktur Penyidikan KPK Akui Ada Penyidik yang Bertemu Miryam di Luar Pemeriksaan

Ia menganggap video tersebut sengaja dipotong atas permintaan penyidik tertentu yang ingin menyerangnya secara personal dengan menampilkan Aris yang diduga menemui anggota Komisi III dan menerima uang Rp 2 miliar.

“Konteksnya ini sudah dipilih JPU (Jaksa Penuntut Umum) sekuel mana yang akan ditampilkan. Kemudian ada salah satu penyidik yang akan diperiksa dalam persidangan itu, datang ditampilkan yang ada independen,” ujar Aris, seusai Rapat Dengar Pendapat bersama Panitia Khusus Angket KPK, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2017) malam.

“Kita lihat siapa yang independen. Itu (video di persidangan) tidak ada dalam sekuel yang dipilih JPU KPK,” lanjut dia.

Namun, saat ditanya siapa penyidik yang akan diperiksa dalam persidangan itu, Aris enggan menjawab.

Baca: Direktur Penyidikan KPK: Tuduhan Terima Rp 2 M, Luar Biasa Hancurkan Karakter Saya

Hanya, ia menilai, upaya tersebut merupakan bentuk penyerangan terhadap dirinya, sehingga ia juga telah melaporkan penyidik tersebut ke pngawas internal KPK dan Mabes Polri.

“Artinya secara pribadi ingin menampilkan itu dan dia tahu betul di situ ada saya. Disebutkan. Saya tak ingin menyebutkan (nama). Yang jelas ada yang datang. Karena itu dalam penyelidikan Polri saya serahkan ke sana semua,” tutur Aris.

Kompas TV "Serahkan Miryam atau Anggaran Terancam"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com