Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: "Pak Polisi, Nelayan Jangan Dianggap Musuh"

Kompas.com - 02/05/2017, 21:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berharap pihak Kepolisian tidak melakukan kriminalisasi terhadap nelayan. Hal tersebut disampaikannya merespons kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang berujung pada penangkapan sejumlah nelayan di sejumlah daerah.

"Saya berharap Pak Kapolri, dan Pak Kapolda, Kapolres, Kapolsek, terhadap nelayan jangan dianggap musuh, atau kriminal," kata pria dengan sapaan Cak Imin itu kepada awak media di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).

Menurut Cak Imin, pihak berwenang lebih mengedepankan cara persuasif terhadap nelayan terkait aturan dari KKP. KKP sebelumnya mengeluarkan kebijakan larangan menggunakan cantrang untuk menangkap ikan.

KKP mendistribusikan sejumlah alat pengganti cantrang kepada para nelayan, namun pendistribusiannya belum merata. Maka dari itu, banyak nelayan yang masih menggunakan cantrang.

(Baca: Jokowi Janji Evaluasi Kebijakan Menteri Susi soal Cantrang)

Di sisi lain, penegakan hukum mulai dilakukan sehingga para nelayan terpaksa berhadapan dengan aparat penegak hukum.

"Oleh karena itu, nelayan terutama yang paling kecil jangan terlalu cepat dikriminalkan. Gunakan langkah-langkah persuasif, gunakan langkah-langkah pembinaan, yang tidak menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan kepada nelayan," ujar Cak Imin.

Cak Imin yang hari ini menerima kedatangan nelayan di kantor DPP PKB menyatakan, karena aturan dari KKP, di Kalimantan Selatan ada sebelas nelayan ditangkap. Kemudian di Sukabumi ada sembilan nelayan dan di Bangka Belitung menurutnya ada dua belas nelayan ditangkap.

Cak Imin meminta aparat meringankan hukuman kepada para nelayan tersebut, misalnya jadi tahanan luar.

(Baca: Nelayan Diberi Waktu 6 Bulan untuk Tinggalkan Kapal Cantrang)

"Saya menyediakan diri sebagai jaminannya supaya penderiataannya tidak terlalu berkepanjangan," ujar Cak Imin.

Ia mengajak Menteri Susi untuk berdialog dengan para nelayan. PKB menurutnya siap menjembatani.

"Terserah mau dipilih di mana, mau di Sukabumi, Lamongan, mau Pantura, supaya Bu Susi mengetahui langsung duduk permasalahan persoalan, kontroversi pencemaran, atau pelestarian biota laut dengan nasib perut nelayan," ujar Cak Imin.

Kepada nelayan, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu meminta kebijakan KKP disikapi dengan tenang. Cak Imin menjanjikan membantu menyampaikan keluhan nelayan kepada Presiden Joko Widodo atau mengundang Presiden untuk melihat langsung kenyataan di lapangan.

Ia berharap, kebijakan pemerintah justru tidak membuat kemiskinan bagi nelayan.

"Saya berharap semua perekonomian nasional kita ini, untuk mengatasi berbagai ancaman kemiskinan, itu yang paling pokok," ujar Cak Imin.

Kompas TV Nelayan Tolak Larangan Penggunaan Jaring Cantrang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com