Bukan pula sebatas pada pusat kegiatan politik, politik kenegaraan, kantor presiden atau tempat tinggal presiden.
Presiden Jokowi ingin Istana menjadi pusat pengembangan peradaban. Rujukan perkembangan peradababan Indonesia.
"Kebebasan itu adalah salah satu nilai peradaban kita warga Indonesia. Akhirnya rujukan nilai Bung Karno tadi, bagaimana menghargai kebebasan, diteruskan oleh pemerintah sekarang. Kami peliharalah burung-burung itu dengan baik," ujar Djumala.
Nilai-nilai yang ditradisikan Bung Karno itu dinikmati betul oleh Presiden Jokowi. Sekalipun, Jokowi tidak pernah menutup jendela dan pintu Istana Merdeka setiap dia sedang bekerja di dalamnya.
Jokowi membiarkan pintu dan jendela selalu terbuka. Dari sana lah kicau burung yang bebas beterbangan merambat masuk ke dalam Istana. Menemani Presiden yang tengah berkutat dengan persoalan bangsa dan negara.
"Bagi Presiden, yang paling penting itu mendengar suaranya," ujar Djumala.
Meski liar, keberadaan burung-burung tidak pernah dianggap mengganggu.
"Kalau ada kotoran burung, ya tinggal disapu saja kan. Atau ke depan, kami mau kasih pengumuman saja ya, tulisannya 'sedang ada tamu negara' jadi enggak boleh beterbangan di sekitar," seloroh Djumala.
Pengamat dan peneliti burung di Indonesia, Yoyok Hadiprakarsa mengatakan, konsep Istana itu sungguh menarik.
Sebab, tidak banyak kantor pemerintah di tengah yang memikirkan ekosistem seperti itu.
"Istana Kepresidenan akan menjadi sentral untuk urban wild life, dalam hal ini burung, yang nantinya mudah-mudahan bisa terhubung ke kantong-kantong burung di sekitarnya," ujar Yoyok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.