Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawa Jokowi dan Megawati pada Kisah Pengkhianatan Adipati

Kompas.com - 24/01/2017, 10:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Melihat sang ayahanda sakit, putri raja Happy Salma tergerak untuk mencari air suci Tripikala yang konon katanya manjur dan berkhasiat menyembuhkan. Namun, sang adipati (Marwoto) dan ajudannya (Susilo) melarangnya atas alasan tidak ada yang menjaga raja di pembaringan.

Adipati pun meminta dua pangeran, yakni Pangeran Cak Lontong dan Pangeran Akbar untuk mencari air suci itu di penjuru negeri. Dengan berat hati, keduanya menjelajahi hutan dan samudera mencari air ajaib itu.

Kedua pangeran berhasil mendapatkan Tripikala. Namun rupanya Adipati dan ajudannya berkhianat. Mereka ingin merebut kursi singgasana raja. Adipati dan ajudan merebut air Tripikala itu di tengah jalan dan mengikat kedua pangeran di pohon dengan harapan diterkam binatang buas.

Adipati dan ajudan kemudian membawa air Tripikala itu ke hadapan paduka dengan mengatakan bahwa kedua pangeran sudah mati diterkam binatang buas. Sang raja yang mengetahui itu semua akhirnya membuka kedok. Ia mengungkap pengkhianatan itu.

Ia memerintahkan hulu balang menangkap adipati dan ajudan. Akhirnya, raja menyerahkan tahta kerajaan kepada seorang anak yang dianggap paling murni jiwa dan pikirannya, yakni Putri Dewi Salma.

Sukses

Aksi teatrikal berbungkus komedi satir besutan sutradara Agus Noor dan dipadu musik dari kelompok Djaduk Ferianto itu sukses membuat penonton terpingkal-pingkal.

Presiden Joko Widodo, salah satunya. Ia benar-benar tertawa bersama Megawati yang duduk persis di sebelahnya.

"Dari awal sampai akhir lucu semuanya. Sampai habis energi saya untuk tertawa," ujar Jokowi yang menonton penuh aksi teatrikal itu.

Jokowi mengaku, banyak pesan yang diperoleh dari sekitar dua jam penampilan itu.

"Yang nonton, mesti tahu pesan-pesan apa yang disampaikan di pertunjukan tadi. Baik yang berkaitan dengan pentingnya kesatuan, baik yang berkaitan dengan mengingatkan kembali bahwa kita ini beragam, majemuk, kebinekaan," ujar Jokowi.

"Dan juga (pesan tentang) tetap mendahulukan kepentingan negara, kepentingan rakyat di atas kepentingan yang lain-lain. Saya kira pesan itu sangat kuat sekali di dalam pertunjukan tadi," lanjut dia.

Mengapa tertawa bersama Megawati?

Dalam sambutan, Megawati membeberkan alasan mengapa ulang tahun ke-70 nya dirayakan dengan acara tertawa bersama.

"Kenapa (di hari ulang tahun) saya buat seperti ini? Karena mungkin sudah banyak cerita polah tingkah saya dalam proses perjuangan bangsa ini, sedikit-sedikit ikut-ikutan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran," ujar Mega.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com