Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Meninggal di Pesawat, Pilot Garuda Diduga Salahi Prosedur

Kompas.com - 16/10/2016, 17:28 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pilot Garuda Indonesia GA 716 rute Jakarta - Melbourne yang terbang pada Jumat (14/10/2016) diduga menyalahi prosedur penerbangan.

Anggapan itu muncul lantaran pilot tidak melakukan upaya pendaratan di bandara terdekat ketika ada salah seorang penumpang bernama Lukman Susanto (66) mengalami sakit dalam perjalanan.

Dugaan tersebut diungkap anggota Ombudsman RI, Alvin Lie. Ia mengaku mendapat informasi dari salah seorang koleganya yang turut serta dalam penerbangan itu.

Alvin memaparkan, pesawat itu tinggal landas sekitar pukul 23.00 WIB dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Cengkareng.

"Saya diceritakan teman saya sekitar satu jam setelah pesawat mendarat di Melbourne. Dia menghubungi saya," ujar Alvin saat dihubungi, Minggu (16/10/2016).

Alvin menjelaskan, berdasarkan penuturan koleganya itu, setelah satu jam pesawat tinggal landas, ada salah seorang penumpang yang mengalami sakit.

Pilot kemudian mengeluarkan pengumuman untuk menanyakan adakah penumpang yang berprofesi sebagai tenaga medis. Seorang penumpang yang sakit itu juga dibawa ke bagian belakang pesawat.

"Namun (pengumuman itu), tidak ada yang merespons. mungkin memang tidak ada dokter dalam penerbangan itu. Pengumuman itu terus diulang beberapa kali setiap tiga menit," kata dia.

Alvin melanjutkan, pesawat terus melanjutkan penerbangan menuju Melbourne. Hingga tiba di kota tersebut, Sabtu (15/10/2016), sekitar pukul 09.10 waktu setempat.

Setelah itu, penumpang tidak diperbolehkan turun. Ada kepolisian dan petugas medis bandara masuk ke dalam pesawat untuk mengecek kondisi penumpang yang sakit tersebut.

Namun, kata Alvin, penumpang tersebut telah meninggal.

Alvin menyayangkan keputusan pilot yang terus melanjutkan perjalanan ke Melbourne ketika tak ada kepastian bahwa tidak ada seorang dokter yang menumpang pesawat tersebut.

Menurut dia, pilot semestinya bisa melakukan pendaratan di bandara terdekat untuk menurunkan penumpang yang sakit tersebut terlebih dahulu, apalagi kondisinya gawat. 

"Bisa ke Surabaya atau bahkan kembali ke Cengkareng," kata dia.

Ia mencontohkan kasus serupa terjadi di penerbangan Singapore Airlines rute Sydney - Singapura pada 2012 silam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com