Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Edhy Prabowo
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI, Ketua Komisi IV DPR RI, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra

Dalam Perjuangan Besar, Tak Boleh Ada Ruang untuk Perasaan Pribadi

Kompas.com - 03/10/2016, 19:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Persoalan apa partai Anies tak dihiraukan oleh Prabowo. Baginya, perubahan bagi Jakarta lebih penting dibanding persoalan internal partai. Lantas, bagaimana dengan track record Anies yang pernah menyudutkan Prabowo? Tenang, Prabowo sangat terlatih dalam hal memaafkan dan move on dalam politik.

Bila tak percaya, lihat saja betapa ksatrianya Prabowo yang rela menemui Jokowi sesaat setelah Pilpres. Bahkan, Prabowo juga turut hadir dan memberikan hormat dalam pelantikan Jokowi sebagai Presiden.

Prabowo juga hadir saat dimintai tanggapan oleh Jokowi di Istana Bogor kendati diguyur hujan. Dan Prabowo juga turut hadir dan bergembira di acara pernikahan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

"Meski dia lawan saya, kita harus yakin ada Merah Putih di pundaknya," kata Prabowo saat disinggung pertemuannya dengan Jokowi.

Teladan Nabi

Pemahaman Prabowo tentang agama tentunya tidak sedalam para kiai dan ulama. Namun, teladan Nabi Muhammad SAW dalam berjuang menjadi salah satu inspirasi bagi Prabowo.

Saat Nabi Muhammad menghadapi cercaan, hinaan bahkan pengkhianatan dalam berjuang, dia tidak patah arang dan tidak pula memusuhi pelakunya. Karena, bagi Nabi Muhammad, ada kepentingan besar yang harus diperjuangkan ketimbang persoalan pribadi yang melibatkan perasaan.

Hal ini pula yang mengilhami sosok Prabowo. Dia tetap menghormati lawan dan memaafkan mantan lawan karena ada persoalan besar yang menghinggapi bangsa ini ketimbang persoalan pribadi ataupun golongan. Terlebih Prabowo sudah hidup dengan kondisi mapan dan berhak menikmati hidup dengan penuh kesenangan.

Inilah politik ala Prabowo. Politik adalah sesuatu yang baik dan mulia bila sesuai dengan cita-cita luhurnya. Namun, politik menjadi absurd dan cenderung negatif karena ulah para pengamat yang melihat politik hanya bertujuan membela segelintir orang. Pragmatis.

Padahal, mengenyahkan tujuan pribadi, termasuk kebencian pada orang-orang yang dulu berseberangan, untuk tujuan kemaslahatan bangsa yang lebih luas, itulah hakikat politik yang sebenarnya.

Bila ada yang menilai Prabowo mati akal, sesat akal, dan mengorbankan kesehatan nalar publik karena mengusung Anies Baswedan, sejatinya mereka telah kehilangan harapan dalam bernegara, serta memiliki keinginan bahwa politik harus kejam, harus memelihara dendam, harus memikirkan satu golongan, dan harus mengabaikan tujuan perubahan.

"Dalam perjuangan besar untuk Merah Putih dan Bangsamu, tidak boleh ada ruang untuk perasaan pribadi..." (Prabowo Subianto).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com