Persoalan apa partai Anies tak dihiraukan oleh Prabowo. Baginya, perubahan bagi Jakarta lebih penting dibanding persoalan internal partai. Lantas, bagaimana dengan track record Anies yang pernah menyudutkan Prabowo? Tenang, Prabowo sangat terlatih dalam hal memaafkan dan move on dalam politik.
Bila tak percaya, lihat saja betapa ksatrianya Prabowo yang rela menemui Jokowi sesaat setelah Pilpres. Bahkan, Prabowo juga turut hadir dan memberikan hormat dalam pelantikan Jokowi sebagai Presiden.
Prabowo juga hadir saat dimintai tanggapan oleh Jokowi di Istana Bogor kendati diguyur hujan. Dan Prabowo juga turut hadir dan bergembira di acara pernikahan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
"Meski dia lawan saya, kita harus yakin ada Merah Putih di pundaknya," kata Prabowo saat disinggung pertemuannya dengan Jokowi.
Teladan Nabi
Pemahaman Prabowo tentang agama tentunya tidak sedalam para kiai dan ulama. Namun, teladan Nabi Muhammad SAW dalam berjuang menjadi salah satu inspirasi bagi Prabowo.
Saat Nabi Muhammad menghadapi cercaan, hinaan bahkan pengkhianatan dalam berjuang, dia tidak patah arang dan tidak pula memusuhi pelakunya. Karena, bagi Nabi Muhammad, ada kepentingan besar yang harus diperjuangkan ketimbang persoalan pribadi yang melibatkan perasaan.
Hal ini pula yang mengilhami sosok Prabowo. Dia tetap menghormati lawan dan memaafkan mantan lawan karena ada persoalan besar yang menghinggapi bangsa ini ketimbang persoalan pribadi ataupun golongan. Terlebih Prabowo sudah hidup dengan kondisi mapan dan berhak menikmati hidup dengan penuh kesenangan.
Inilah politik ala Prabowo. Politik adalah sesuatu yang baik dan mulia bila sesuai dengan cita-cita luhurnya. Namun, politik menjadi absurd dan cenderung negatif karena ulah para pengamat yang melihat politik hanya bertujuan membela segelintir orang. Pragmatis.
Padahal, mengenyahkan tujuan pribadi, termasuk kebencian pada orang-orang yang dulu berseberangan, untuk tujuan kemaslahatan bangsa yang lebih luas, itulah hakikat politik yang sebenarnya.
Bila ada yang menilai Prabowo mati akal, sesat akal, dan mengorbankan kesehatan nalar publik karena mengusung Anies Baswedan, sejatinya mereka telah kehilangan harapan dalam bernegara, serta memiliki keinginan bahwa politik harus kejam, harus memelihara dendam, harus memikirkan satu golongan, dan harus mengabaikan tujuan perubahan.
"Dalam perjuangan besar untuk Merah Putih dan Bangsamu, tidak boleh ada ruang untuk perasaan pribadi..." (Prabowo Subianto).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.