Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Negosiator Sarankan Komunikasi Satu Pintu dengan Abu Sayyaf

Kompas.com - 12/07/2016, 13:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Jenderal (Pol) Purnawirawan Benny Joshua Mamoto menyoroti peristiwa penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina yang terus berulang.

Benny berpengalaman sebagai negosiator tunggal terhadap pembebasan tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf pada 2005 silam.

Menurut Benny, seharusnya negosiasi terhadap para penyandera kali ini bersifat satu pintu, seperti yang dilakukannya dahulu.

Pihak-pihak yang berniat membantu pembebasan harus distop, komunikasi dengan keluarga juga harus diambilalih.

"Sehingga komunikasi itu terjadi hanya antara orang yang ditugaskan dengan penyandera. Dua orang itu saja," ujar Benny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/7/2016).

(baca: Pemerintah RI Masih Mengesampingkan Operasi Militer Bebaskan Sandera di Filipina)

Komunikasi satu pintu ini berguna agar tidak ada pihak yang jalan sendiri-sendiri dalam upaya pembebasan. Sebab, jika demikian, pelaku leluasa memutuskan pihak mana yang dianggap lebih menguntungkan untuk kelompoknya sendiri.

"Misalnya, si A janjiin ini ke penyandera. Ternyata si B menjanjikan yang lain ke penyandera. Si penyandera seperti lelang saja kan, mana yang dia anggap menguntungkan, dia ambil. Jangan begitu, seharusnya satu pintu saja," ujar Benny.

Benny enggan mengomentari langkah pemerintah Indonesia dalam upaya pembebasan sandera dalam beberapa peristiwa terakhir.

(baca: Luhut Duga Berulang Kali Penyanderaan WNI karena Ukuran Kapal Kecil)

Negosiasi satu pintu itu, lanjut Benny, juga lebih memungkinkan sang negosiator melakukan pendekatan dan mengarahkan penyandera.

Berkaca saat dirinya dahulu menjadi negosiator tunggal, Benny melakukan pendekatan intensif ke kelompok penyandera. Tujuannya untuk mengenal penyandera lebih baik lagi. Tentunya sekaligus mencari kelemahan penyandera.

"Dalam pendekatan itu, berbagai isu bisa kita gunakan bertujuan untuk memengaruhi. Intinya memberikan gambaran bahwa menyandera orang Indonesia itu tidak akan dapat apa-apa," ujar Benny.

(baca: Jokowi Telepon Presiden Filipina Terkait WNI yang Disandera)

Selain itu, isu solidaritas seagama juga dapat digunakan untuk membujuk penyandera melepaskan sandera tanpa tebusan.

Buktinya, Benny yang saat itu masih aktif di Kepolisian dan bertugas di Interpol berhasil membebaskan satu dari tiga WNI yang disandera Abu Sayyaf. Adapun, dua sandera sudah dibebaskan terlebih dahulu melalui operasi militer Filipina.

Tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

(baca: WNI Kembali Disandera, Kewibawaan Indonesia Dipertanyakan)

Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh anak buah kapal (ABK) WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.

Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.

(Baca: Menhan Filipina Minta Ryamizard Tidur Enak Saja Menunggu Pembebasan 7 WNI)

Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf dan dibebaskan pada awal Mei 2016.

Selain itu, empat ABK kapal tunda Henry juga disandera kelompok yang sama. Keempatnya dibebaskan pada pertengahan Mei 2016.

Kompas TV Ke-4 Kali Kasus WNI Disandera Perompak di 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com