Tetapi saran saya, jangan membawa cerita ini ke kampung halaman Anda. Selain akan merusak mood hari raya Anda, cerita korupsi pejabat negara ini akan sangat menyita waktu juga. Untuk periode belum genap dua tahun saja, sudah ada emat anggota DPR yang tertangkap tangan menerima suap oleh KPK.
Belum jika Anda menambahkan cerita operasi tangkap tangan KPK di luar anggota DPR yang kerap minta disebut sebagai "yang mulia". Untuk katergori umum, di semester pertama 2016 ini, KPK telah melakukan 10 operasi tangkap tangan. Dari 10 kasus itu, lima kasus di antaranya melibatkan apartatur pengadilan seperti Santoso.
Terbayang akan tersitanya waktu Anda di kampung halaman jika harus menceritakan kasus korupsi yang sepertinya tidak surut ini. Karena itu, saran saya, biarkan cerita korupsi ini tetap tinggal di Jakarta.
Soal keteguhan
Di kampung halaman yang tidak terlalu lama, baiknya menggali cerita-cerita inspiratif di sekitar Anda. Selain baik untuk jiwa, cerita inspiratif itu jika ditularkan saat Anda kembali dari kampung halaman ke Jakarta misalnya akan banyak manfaatnya.
Cerita inspiratif yang baik unjuk jiwa itu yang seperti apa? Pertanyaan ini mungkin muncul di benak Anda.
Sebagai contoh, saya sebut "Kartini Kendeng". Mereka adalah sembilan perempuan teguh yang bersuara lantang serta konsisten atas rencana hadirnya pabrik semen di Pegunungan Kendeng (Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan).
Seminggu sebelum Hari Kartini 2016, mereka menyemen kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta. Sembilan perempuan petani itu adalah Sukinah, Sutini, Surani, Riem Ambarwati, Ngadinah, Deni Y, Karsupi, Martini, dan Siyem. Mengenakan kebaya, jarik, dan caping, mereka menggedor tembok-tembok kekuasaan yang menurut mereka tuli selama ini.
Memasung sepasang kaki dengan semen di depan Istana Merdeka bukan aksi pertama mereka. Setahun sebelumnya, 6 April 2015, "Kartini Kendeng" ini juga menggelar aksi di depan Istana Merdeka. Mereka membunyikan lesung dengan alu sebagai tanda bahaya akan datangnya bencana lantaran hadirnya pabrik semen.
Penghuni Istana Merdeka bukannya tuli dengan aksi yang disuarakan sejak 2013 ini. Di aksi terakhir, dua staf kepresidenan yaitu Tetan Masduki dan Johan Budi SP menghampiri dan mendengar. Menurut mereka, Presiden Joko Widodo berjanji mengagendakan pertemuan.
Janji adalah harapan
Janji itu adalah harapan. Harapan itu lantas menjadi pegangan. Selain ditandai dengan dilepasnya cor semen atas sembilan pasang kaki "Kartini Kendeng", janji itu dicatat bersamaan dengan hadirnya lengkung pelangi.
Atas janji ini, tiga bulan berjalan tidak terdengar adanya realisasi. Terbiasa teguh bersuara lantang dan konsisten, "Kartini Kendeng" tetap menyuarakan kegelisahan mereka melalui aksi. Terakhir adalah di tenda perjuangan yang didirikan di Rembang, Jawa Tengah.
Bersamaan waktunya dengan operasi tangkap tangan KPK terakhir sebelum hari raya, Dian Sastrowardoyo mendatangi "Kartini Kendeng" di tenda perjuangan, Kamis (30/6/2016) pekan lalu. Sekitar dua jam, pemeran RA Kartini yang tengah dibuatkan filmnya ini berbincang dengan "Kartini Kendeng".
Pertemuan ini menjadi viral dan melegakan lantaran komentar Dian sebelumnya terkait "Kartini Kendeng" yang dipersoalkan. Meskipun tidak pernah berjanji mengadengakan pertemuan atau memberi dukungan, Dian datang berbincang-bincang dengan "Kartini Kendeng" soal apa yang mereka perjuangankan.