Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penyanderaan 10 ABK oleh Kelompok Abu Sayyaf

Kompas.com - 02/05/2016, 16:45 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 10 anak buah kapal Brahma 12, korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, akhirnya telah dikembalikan kepada perwakilan keluarga. Dalam kesempatan tersebut, hadir lengkap 10 ABK yang telah bebas dari penyanderaan.

Chief Officer kapal Brahma 12 Julian Phillip menceritakan masa-masa mereka saat kapalnya dibajak dan disandera sejak 25 Maret 2016 pukul 15.20 waktu setempat.

Menurut Julian, anggota kelompok Abu Sayyaf yang menangkap mereka saat itu berjumlah delapan orang.

"Mereka datang ke kapal langsung boarding di kapal dengan speed boat," ujar Phillip di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Phillip dan rekan-rekannya sempat mengira mereka petugas biasa. Sebab, mereka mengenakan seragam polisi nasional Filipina. Saat naik ke kapal, mereka langsung mengeluarkan senjata lengkap dan menyandera Phillip serta rekan-rekan ABK lainnya.

(Baca: Tahanan Abu Sayyaf Mengaku Sering Diancam Diiris Leher)

"(Senjatanya) ada yang M14, M16 double body. Pelurunya besar-besar, semua lengkap," imbuh dia.

Setelah disandera, Phillip dan awak kapal disandera di atas anjungan. Sebagian diikat dan sebagian lagi diborgol. Namun, tak lama mereka dibebaskan dari ikatan karena telah sepakat untuk tidak melakukan perlawanan dan mengikuti kemauan kelompok Abu Sayyaf.

Komunikasi pun berjalan lancar antara dua belah pihak itu. Kapal pun diarahkan ke arah timur. Saat itu masih berada di wilayah Malaysia, tetapi kapal diarahkan ke Tawi-Tawi, Filipina.

(Baca: Jalan Panjang Membebaskan Sandera Abu Sayyaf)

"Kami disuruh lepas punya gandengan tongkang. Maunya kami dibuang jangkar, tapi mereka tidak setuju," tutur Phillip.

Keesokan harinya, pada 26 Maret 2016, perahu berhenti di sebuah pulau. Setelah membaca situasi, kelompok Abu Sayyaf memutuskan untuk melanjutkan pelayaran ke arah timur.

Phillip mengaku tak tahu nama pulau yang dituju karena tak lagi memegang peta. Ia menyebutkan, kelompok Abu Sayyaf memiliki informan yang kerap memberikan informasi jika ada aparat keamanan yang tengah beroperasi di titik-titik tertentu.

(Baca: Jokowi: Puji Syukur, Akhirnya 10 ABK WNI Dibebaskan)

"Kami itu dalam dua hari dipindahkan lagi, empat hari pindah lagi," kata dia.

Saat ditanyakan mengenai pembayaran uang tebusan sampai akhirnya dibebaskan, Phillip mengaku tak tahu-menahu.

Ia hanya mengetahui, saat dibebaskan, dia bersama rekan-rekannya disuruh mencari rumah gubernur sendiri.

Dari pulau tempat mereka disandera, lanjut dia, mereka menaiki helikopter ke sebuah lokasi untuk diwawancara. Kemudian, mereka terbang menaiki pesawat terbang menuju Balikpapan.

"Dari Balikpapan kita sampai di Jakarta," ucap dia.

Kompas TV Presiden Jokowi Apresiasi Pembebasan Sandera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com