Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahmi Idris Sebut Politik Uang di Golkar Sudah Jadi "Tradisi"

Kompas.com - 29/04/2016, 20:16 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris menyebutkan, ada sejumlah tantangan berat yang akan dihadapi oleh ketua umum terpilih Partai Golkar.

Salah satunya adalah masalah politik transaksional yang kerap terjadi di setiap lini partai berlambang pohon beringin itu.

Ketika bibit-bibit politik transaksional sudah menjalar, kata dia, maka tantangan bagi ketua umum Partai Golkar terpilih adalah bagaimana meluruskannya.

"Dari bawah hingga ke atas dan seolah sudah menjadi tradisi," kata Fahmi dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Mantan Menteri Perindustrian era Susilo Bambang Yudhoyono itu melanjutkan, tantangan lainnya yang dihadapi adalah deparpolisasi di mana pandangan masyarakat terhadap partai kini sangat negatif.

(Baca: Munaslub Golkar, Kongres Demokrat, dan "Hujan" Duit...)

"Pada waktu ketum-ketum yang lain berada pada posisi puncak di Partai Golkar, tidak ada masalah deparpolisasi," kata Fahmi

Masalah kaderisasi juga dianggap menjadi tantangan besar bagi ketua umum terpilih Partai Golkar. Fahmi melihat, secara konsep, operasionalisasi dan penampatan, kaderisasi masih kurang terperhatikan.

(Baca: Politik Uang di Munaslub Golkar Diprediksi Tetap Terjadi)

Menurut dia, pembinaan DPD juga perlu dilakukan secara lebih proporsional. Pasalnya, ia masih sering melihat ada Ketua DPD yang memegang jabatan tersebut terus-menerus sehingga kaderisasi di tingkat daerah tak berjalan dengan baik.

"Sehingga banyak kader yang sesungguhnya potensial, melihat "antrean" begitu panjang dan melihat ketentuan yang tidak logis. Mereka yang tidak sabar dan tidak tekun jadi pindah partai," imbuh dia.

Kompas TV Golkar Siap Lakukan Munaslub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com