Oleh karena itu, masyarakat amat berkepentingan terhadap keluarga dengan ayah dan ibu, tetapi tidak berkepentingan terhadap persatuan dua manusia sejenis.
Oleh karena itu pula, tuntutan penyamaan kedudukan legal pasangan sejenis dengan yang berbeda jenis tidak mempunyai dasar.
Perkenankan saya mencoba menarik beberapa kesimpulan. Yang pertama, kita mesti menyepakati bahwa segala diskriminasi terhadap mereka yang homo harus diakhiri. Orientasi seksual tidak relevan untuk kebanyakan bidang kehidupan.
Dari seorang pejabat tinggi dapat diharapkan bahwa ia bisa membedakan antara wawasan tingkat taman kanak-kanak dan wawasan universitas.
Justru universitaslah tempat di mana diskursus kompeten dan terbuka terhadap implikasi perbedaan orientasi seksual harus dibicarakan. Para rektor universitas wajib berat menjamin kebebasan akademik.
Dari mereka yang berorientasi homo diharapkan realisme dan kesediaan untuk menerima bahwa perbedaan dalam orientasi seksual membuat mereka juga berbeda.
Mendesakkan penyamaan perkawinan antar-sejenis dengan perkawinan tradisional hanya akan memperkuat prasangka-prasangka. Dorongan untuk coming out bisa tidak kondusif. Pengakuan sosial akan memerlukan kesabaran.
Sudah waktunya kita menjadi dewasa secara etis dan intelektual.
Franz Magnis-Suseno
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara