Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK Blak-blakan soal Penyadapan dan Ancaman Revisi UU

Kompas.com - 18/02/2016, 07:07 WIB
Bayu Galih

Penulis

Kekhawatiran akan revisi

Selama ini penyadapan memang menjadi salah satu andalan KPK untuk menjerat koruptor. Rekaman hasil penyadapan juga menjadi alat bukti yang ampuh digunakan dalam persidangan untuk memperberat hukuman pelaku kejahatan korupsi.

Namun, rencana revisi terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK yang prosesnya saat ini tengah berlangsung di Dewan Perwakilan Rakyat mengancam KPK kehilangan "kesaktiannya".

(Baca juga: Agus Rahardjo: Banyak "Penumpang Gelap" di Balik Revisi UU KPK)

Salah satu poin revisi juga mengatur soal penyadapan. KPK, jika revisi UU itu berhasil dilakukan, harus melakukan penyadapan atas izin dewan pengawas. Dengan demikian, KPK pun terancam kehilangan "senjata ampuh" untuk menjerat koruptor.

Agus menilai aturan mengenai izin penyadapan akan mengganggu kinerja KPK. Dengan proses birokrasinya yang semakin panjang, maka proses penyadapan itu juga dikhawatirkan akan bocor ke target yang akan disadap.

"Kalau saya istilahnya seperti ini, Anda ini Satpol PP mau razia Pasar Tanah Abang, seringkali waktu datang ke sana sudah bersih. Ini karena info sudah tersebar. Sekarang siapa yang bisa menjamin (tidak bocor)?" tutur Agus.

Agus sangat menyayangkan jika KPK kehilangan kemampuannya dalam hal penyadapan. Apalagi, saat ini masih banyak koruptor yang nekat beraksi meski sudah tahu kalau tindak-tanduknya sedang diawasi KPK.

"Orang nekat tetap ada," tutur Agus, sambil bercerita mengenai salah satu kasus yang ditangani.

"Bayangin saja, kami sudah intercept (sadap), tapi kok masih usaha. Itu kan bukan kebetulan, karena kami memang mengamatinya sejak lama," ucapnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Nasional
Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Nasional
Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com