Presiden mengatakan dirinya ingin melihat bagaimana aktivitas masyarakat sudah kembali normal pada Jumat siang.
"Saya ingin lihat di lapangan seperti apa. Di jalan, di mal sudah kembali normal, ya beraktivitas biasa saja," paparnya.
Usai berbincang dengan warga dan pegawai yang bekerja di pusat perbelanjaan itu, Presiden kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Bundaran Hotel Indonesia.
Presiden menegaskan industri pariwisata Indonesia tidak terganggu oleh serangan teror yang terjadi Kamis (14/2).
"Hari ini saya pastikan langsung ke hotel, ternyata tidak ada pergerakan ke luar wisatawan," kata Presiden saat mengunjungi Hotel Pullman di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
Ia mengatakan sebetulnya telah menugasi Menteri Pariwisata untuk mencek apakah ada eksodus turis terkait serangan teror yang terjadi Kamis lalu.
Namun Jumat siang itu, ia ingin mengetahui kondisinya langsung, bahkan saat tiba di Pullman, langsung bertanya ke Rizky, pegawai yang bertugas di bagian administrasi tamu di lobi hotel.
Setelah dicek langsung, Presiden menilai serangan itu tidak berpengaruh terhadap industri pariwisata.
Presiden juga sempat berbincang dengan seorang wisatawan mancanegara yang berada di hotel itu.
"Semua kembali normal hanya dalam waktu 3 jam," kata Presiden.
"Cukup menakutkan kemarin, tapi saat ini semua sudah normal kembali," jawab wisatawan pria asal Amerika Latin itu.
Usai berbincang, Presiden dan rombongan kemudian kembali ke Istana Presiden, rombongan Presiden secara keseluruhan hanya berjumlah delapan mobil tanpa pengawalan yang berlebihan.
Revisi Aturan
Lima hari kemudian, Selasa (19/1) Presiden menggelar pertemuan dengan pimpinan lembaga negara membahas sejumlah hal termasuk penanganan dan pencegahan gangguan gerakan radikal.
Presiden berharap melalui momentum ini ingin mengajak kembali untuk mengkaji penguatan instrumen pencegahan tindak pidana terorisme.