Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembilan Tahun "Kamisan", Titik Terang yang Kembali Redup

Kompas.com - 22/01/2016, 07:12 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pijakannya kuat berdiri di antara kerumunan orang yang berpakaian serba hitam. Payung besar berwarna serupa dipegangnya dan sedikit menutupi rambutnya yang kian memutih.

Sementara kendaraan sibuk lalu lalang di hadapannya, perempuan ini bersama puluhan orang lainnya hanya memilih bungkam. Tatapannya hanya tertuju pada bangunan megah yang berdiri kokoh di ujung Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (21/1/2016).

Kemarin, tepat sembilan tahun lamanya Maria Katarina Sumarsih bersama rekan-rekannya melakukan aksi Kamisan di depan Istana Negara. Tujuan mereka tetap sama, yakni menuntut pemerintah menyelesaikan kasus-kasus pelangaran hak asasi manusia di masa lalu.

Sumarsih bisa disebut sebagai salah satu penggagas diadakannya aksi Kamisan.

Kompas.com/SABRINA ASRIL Sumarsih, ibu dari BR Norman Irawan atau Wawan yang tewas dalam Tragedi Semanggi I.
Perempuan 64 tahun tersebut merupakan Ibu dari korban Tragedi Semanggi I, BR Norma Irmawan alias Wawan, mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta yang tewas ditembak pada tahun 1998.

Aksi Kamisan dimulai sejak tahun 2003. Aksi ini adalah bentuk perlawanan keluarga korban untuk menolak lupa atas apa yang terjadi pada orang-orang yang dicintai mereka. Aksi Kamisan juga menjadi upaya untuk mendorong pemerintah segera menyelesaikan kasus-kasus HAM yang ada.

Dengan prinsip itu, Sumarsih lantas mengajak beberapa anggota keluarga korban Tragedi Semanggi untuk mulai melakukan aksi bersamanya. Sumarsih dan beberapa rekannya yang kecewa dengan sikap pemerintah, sudah melakukan berbagai upaya mulai dari unjuk rasa hingga menggelar diskusi untuk mengetuk hati pemerintah.

Meski berbagai hal tersebut dilakukan, upaya untuk mendapatkan perhatian pemerintah dinilai sulit untuk dilakukan.

"Kita sudah lakukan aksi, demo dan diskusi, tapi kok tetap seperti ini? Ayo kita muterin Bundaran HI, tidak perlu ngomong," kata Sumarsih.

Menurut Sumarsih, pada 1999 ada juga aktivis perempuan yang menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat. Namun, aksi tersebut tak berlangsung lama, karena kemudian dilarang oleh Kepolisian.

Tepat pada 18 Januari 2007, Sumarsih bersama tiga orang tua korban pelanggaran HAM berinisiatif melakukan aksinya di depan Istana Negara. Pakaian hitam dan payung hitam digunakan seragam guna melambangkan keteguhan hati untuk mencintai lawan, korban dan sesama manusia.

Halaman 2: Berulang kali diusir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Nasional
Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com