Dan, jumlah ”kader ideologis” tentu lebih banyak lagi. Seperti halnya partai-partai yang mengandalkan ideologi konservatif lainnya di mana pun di dunia ini, regenerasi di PDI-P berjalan relatif baik.
Ikatan dan kepatuhan
Kekuatan utama PDI-P, mungkin serupa dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ada pada ikatan, pemahaman, dan kepatuhan kepada ideologi tunggal Soekarnoisme yang tidak pudar dimakan zaman.
Itu sebabnya para politisi PDI-P terkesan kurang pragmatis—apalagi oportunis—dalam praktik day to day politics.
Tentu tidak ada yang salah dengan itu. Soekarnoisme yang antara lain diterjemahkan menjadi Trisakti/Nawacita itulah yang memandu para politisi PDI-P agar tidak terjerembap ke jurang pragmatisme/oportunisme ala ”papa minta saham”, misalnya.
Sayangnya, sepanjang 2014-2015, publik menilai PDI-P seperti menunjukkan sikap kurang mendukung Presiden Joko Widodo. Bukan rahasia lagi, sumber masalahnya berkaitan dengan rencana perombakan kabinet.
Sebagai partai pengusung terbesar, Megawati dan PDI-P pasti tahu apa yang mesti dilakukan untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden.
Ada kesempatan emas saat Presiden mengadakan sebuah pertemuan tertutup dalam rangka Rapat Kerja Nasional PDI-P pada 10-12 Januari 2016.
Pertemuan tertutup itu bisa dimanfaatkan sebagai ajang dialog terbuka, dari hati ke hati, dan produktif, dengan tujuan menjaga kelangsungan pemerintahan yang bekerja untuk rakyat.
Pertemuan tertutup tersebut kemajuan pesat dibandingkan dengan peringatan HUT pada tahun silam ketika Joko Widodo, baik sebagai Presiden maupun kader partai, tidak berpidato.
Di lain pihak, Presiden barangkali membutuhkan bantuan yang lebih besar dan tulus dari PDI-P dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Kegaduhan politik akibat akrobat sejumlah menteri telah menimbulkan kesan Presiden kurang mampu menjaga kekompakan kabinet.
Masih beruntung publik cenderung memisahkan antara ”Presiden” dan ”pemerintah”. Publik kurang peduli dengan kegaduhan politik selama Presiden tetap bernyali besar, merakyat, rajin bekerja, dan tidak ”main proyek”.
Untuk PDI-P, dan juga Presiden yang juga kader partai, selamat ulang tahun dan mengadakan rakernas! Sudah saatnya PDI-P kembali unjuk diri dan berlaku sebagai ”partai juara” yang mendulang medali-medali emas di pileg/pilpres 2014 dan pilkada serentak 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.