Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Menteri ESDM Sambangi KPK, Ada Apa?

Kompas.com - 20/11/2015, 11:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Said Didu, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Saat ditanya ihwal kedatangannya, Said mengaku tak ada hal penting yang dilakukannya di KPK.

"Oh, saya cuma mau mampir merokok," kata Said di Gedung KPK.

Said berkelit saat disinggung apakah kedatangannya juga untuk melaporkan kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla ke petinggi Freeport Indonesia.

Kepada Mahkamah Kehormatan Dewan, Said Didu sebelumnya telah menyerahkan rekaman pertemuan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Novanto, dan pengusaha minyak Muhammad Reza Chalid, 8 Juli 2015.

Rekaman disampaikan setelah Sudirman mengadukan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD. Aduan tersebut terkait sangkaan permintaan saham kepada Freeport dengan mencatut nama Presiden-Wapres.

Mengenai keberadaan rekaman itu, Said Didu menganggap wajar jika percakapan itu direkam untuk melindungi diri. (Baca: "Freeport Jalan, Kita 'Happy', Kita Golf, Kita Beli 'Private Jet'")

"Jadi, orang ini kan seakan-akan Freeport salah. Melindungi diri boleh dong dengan merekam," ujar Said.

Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati mengaku tidak mengetahui agenda kedatangan Said. (Baca: Sudirman Said Bungkam soal Restu Jokowi Laporkan Novanto ke MKD)

Ia mendapatkan informasi bahwa Said hanya bertandang ke bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK.

"Ketemu Dumas. Agendanya tidak terinfo," kata Yuyuk.

Seperti dikutip Kompas, Wakil Ketua MKD dari Fraksi PDI-P Junimart Girsang mengatakan, rekaman pembicaraan pada 8 Juni yang diterima MKD pada Rabu lalu tidak perlu divalidasi karena pihak terlapor sudah mengaku bahwa pertemuan itu memang terjadi.

Isi rekaman itu tidak berbeda dengan transkrip yang diserahkan Sudirman. (Baca: Setya Novanto Mengaku Ada Penawaran Saham oleh Bos Freeport)

Hal senada disampaikan Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti. Menurut dia, jika ada pihak yang mengakui, rekaman itu tidak perlu dilaporkan dan diperiksa di Pusat Laboratorium Forensik Polri.

Namun, Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, substansi rekaman dan transkrip pertemuan tanggal 8 Juni yang kini dijadikan MKD sebagai alat bukti itu tidak utuh. Ada hal-hal yang dipotong di beberapa bagian. (Baca: Jokowi: "Papa Minta Pulsa" Diganti Jadi "Papa Minta Saham")

Bagian yang terpotong itu, menurut Setya, menunjukkan bahwa Presiden Direktur PT FI Maroef Sjamsoeddin menawarkan saham kepadanya dan pengusaha minyak Muhammad Reza Chalid. Saat ditanyakan apakah mereka menerima saham itu, Setya menjawab tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com