Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Stafsus Jero Wacik Mengaku Rutin Dititipkan Uang dari Waryono Karno

Kompas.com - 12/11/2015, 17:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekas staf khusus mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, I Ketut Wiryadinata, mengaku kerap dititipkan uang oleh utusan Sekretaris Jenderal Waryono Karno untuk biaya Dana Operasional Menteri.

Uang tersebut dititipkan oleh staf kesekjenen ESDM, Asep Permana, yang rutin diberikan setiap bulan.

Bahkan, diakui Ketut bahwa dalam satu bulan ada beberapa kali penyerahan uang dengan besaran masing-masing sekitar Rp 200 juta.

"Pernah beberapa kali. Menteri pesan ke saya, 'Tolong terima ada titipan DOM dari Sekjen. Nanti akan ada yang antar'," ujar Ketut menirukan ucapan Jero saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Ketut mengatakan, uang yang dititipkan dibungkus rapi dalam paperbag, sehingga ia tidak dapat melihat wujud uang tersebut.

Saat dititipi oleh anak buah Waryono, Ketut menandatangani tanda terima yang bertuliskan "untuk dana operasional menteri" yang dilampirkan.

Ketut mengaku menerima uang dari utusan Waryono sejak Mei 2012 hingga Februari 2013.

Ia mengatakan, penerimaan uang selalu dilakukan di Kantor ESDM dan langsung diserahkannya kepada Jero.

Namun, Ketut mengaku tidak tahu apakah jumlah uang di dalam paperbag sesuai dengan jumlah yang tertera di lembaran tenda terima.

"Saya tidak tahu lebih lanjut penggunaan uang tersebut," kata Ketut.

Dalam surat dakwaan, DOM Jero di Kementerian ESDM perbulan sebesar Rp 120 juta.

Pembayarannya pun bukan diserahkan langsung secara tunai kepada Jero, melainkan sudah dianggarkan dan dikelola oleh kesekjenan untuk diambil sesuai kepentingan Jero.

Sebelumnya, Kepala Biro Umum Kementerian ESDM Arief Indarto mengaku diperintahkan Waryono Karno untuk menyediakan anggaran untuk DOM tambahan untuk Jero Wacik.

Menurut Waryono, kata Arief, Jero mengeluhkan DOM di kementerian tersebut yang kecil jumlahnya dan tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Arief ditunjuk sebagai orang yang mengurus DOM tambahan itu.

Akhirnya, Arief menggunakan anggaran operasional untuk pimpinan berupa sidang dan rapat untuk menambah DOM Jero.

Pagu anggaran untuk biaya rapat pendukung operasional pimpinan dalam setahun mencapai Rp 3,368 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dalam kesaksiannya, Arief mengakui bahwa ada penyalahgunaan APBN karena terpaksa membuat laporan rapat fiktif demi menutupi permintaan Jero per bulan. (Baca: DOM Tambahan untuk Jero Diakui Mantan Anak Buah dari Rapat Fiktif)

Uang itu diserahkan Arief melalui Asep yang kemudian dititipkan kepada Ketut untuk diserahkan ke Jero.

Suatu hari, kata Arief, Jero memanggilnya, Waryono, dan Didi ke ruang kerjanya. Saat itu, kata Arief, Jero meminta mereka merobek bukti tanda terima uang tambahan DOM yang selama ini dia minta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com