Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Tak Masalah Dubes dari Parpol

Kompas.com - 31/08/2015, 11:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menilai, latar belakang calon duta besar yang diajukan Presiden Joko Widodo tidak perlu dipermasalahkan. Hal terpenting, menurut dia, apakah calon tersebut mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang duta besar di negara-negara sahabat.

"Dia mau dari parpol atau nonparpol, dari karier atau nonkarier, tidak masalah," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Nantinya, kata Hasanuddin, Komisi I akan mengukur kapasitas para calon dubes yang sudah diajukan Jokowi dalam uji kepatutan dan kelayakan. Jika bisa mengikuti uji tersebut dengan baik, maka Komisi I akan memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk melantik calon tersebut. (baca: Pimpinan Komisi I: Komposisi Calon Dubes Terlalu Banyak dari Jalur Politik)

Sebaliknya, jika gagal mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan baik, maka Komisi I akan merekomendasikan Presiden untuk mencari calon penggantinya.

"Jadi sifatnya hanya rekomendasi," ucap Politisi PDI-P ini. (baca: Calon Dubes Pilihan Jokowi Dikhawatirkan Ganggu Diplomat Karir Kemenlu)

Hasanuddin menilai, kapasitas seorang calon dubes dapat diukur dari sejauh mana dia memahami Indonesia. Dengan begitu, dia dapat menjelaskan mengenai Indonesia kepada rakyat dan pemerintah di negara tempatnya bekerja.

Kedua, seorang dubes juga harus mengerti betul mengenai negara tempatnya bekerja. Dengan begitu, dia bisa mengetahui bagaimana agar negara tersebut membawa keuntungan bagi Indonesia.

"Kita cek kompetensinya, meskipun dari karier, kalau enggak ada kompetensinya, ya tidak usah. Tapi kalau non-karier tapi dia bagus, justru kita rekomendasikan," ucap Hasanuddin. (baca: Ini 33 Calon Dubes Usulan Jokowi)

Dari 33 nama yang diusulkan, delapan diantaranya berasal dari partai politik. Mereka adalah Safira Machrusah (PKB), Husnan Bey Fananie (PPP), Helmy Fauzi (PDI-P), Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi (Golkar), Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso (Hanura), Diennaryati Tjokrosuprihatono (Nasdem), Alexander Litaay (PDI-P), Amelia Achmad Yani (mantan Ketua Umum Partai Peduli Rakyat Nasional).

Pihak Istana telah membantah jika Presiden Jokowi disebut mendapat pesanan dari parpol. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa jumlah politisi yang ditunjuk Jokowi tidak sebanyak calon dubes yang berasal dari Kementerian Luar Negeri.

"Sebenarnya tak terlalu banyak, ya. Bisa dilihat dari presiden ke presiden, kan sebenarnya ada ininya. Daerah utama tetap diberikan prioritas ke diplomat karier," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Rabu (26/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com