Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana Bangun 7 Proyek, Kepekaan DPR Dipertanyakan

Kompas.com - 27/08/2015, 15:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Dewan Perwakilan Rakyat membangun tujuh proyek di Kompleks Parlemen menuai kritik. Mantan Menteri Perhubungan Emil Salim mempertanyakan kepekaan anggota DPR terhadap situasi ekonomi nasional yang terimpit tekanan ekonomi global ini.

"Di tengah krisis ekonomi, nilai tukar menuju Rp 15.000, DPR mau membangun tujuh proyek prestisius? Ke mana pikirannya? Di mana sense of crysis (kepekaan terhadap keadaan)," kata Emil saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Emil menilai DPR sedianya membantu pemerintah ke luar dari krisis ekonomi, bukan malah memikirkan alokasi anggaran untuk menambah fasilitas anggota Dewan.

"Kita dalam ekonomi (sedang) krisis. Kita perlu membantu pemerintah ke luar dari krisis ekonomi ini. Mereka di sana malah bicara santai perlu anggaran untuk mengharumkan kamar-kamar DPR," kata Emil.

Sikap parlemen yang demikian tersebut dinilainya menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia belum berorientasi kepada demokrasi partai politik. Politik yang dijalankan Indonesia, kata dia, cenderung berorientasi bisnis.

Emil juga menyoroti banyaknya partai politik di Indonesia. Menurut dia, partai politik di Indonesia rata-rata mengusung ideologi yang sama. Hal yang membedakan hanyalah tokoh yang menjadi pemimpin partai tersebut. Atas dasar itu, Emil menilai partai politik rawan dijadikan sebagai alat untuk berbisnis politik.

"Total partai politik ada 73. Lantas semuanya sama memperjuangkan kebangsaan, Pancasila, satu kelompok. Kelompok lain memperjuangkan agama. Apa beda Golkar, Demokrat, dan PDI-P yang semuanya nasionalis? Bedanya ketuanya. Ketuanya umumnya orang yang punya uang. Mungkin enggak timbul partai karena partai jadi kesempatan berbinsis politik sehingga partai tidak sehat, tidak mendorong pengajaran ideologi Pancasila," tutur Emil.

Ia juga mengimbau agar para ahli politik memberikan pencerahan agar arah politik Indonesia bisa mendorong praktik demokrasi yang benar, yaitu demokrasi Pancasila yang mengutamakan kepentingan rakyat. DPR rencananya akan meminta alokasi sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar dalam APBN 2016.

Dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun gedung untuk ruang kerja anggota dan alun-alun demokrasi untuk masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasinya. Selain pembangunan ruang kerja anggota dan alun-alun demokrasi, lima proyek lainnya yang direncanakan DPR ialah museum dan perpustakaan, jalan akses bagi tamu ke Gedung DPR, visitor center, pembangunan ruang pusat kajian legislasi, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Nasional
Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Nasional
Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Nasional
Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Nasional
Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Nasional
Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Nasional
Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Nasional
Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Nasional
Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Nasional
22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Nasional
SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

Nasional
Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Nasional
Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com