Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MK Langgengkan Politik Dinasti, Parpol Dituntut Lebih Selektif

Kompas.com - 11/07/2015, 13:21 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik diminta lebih selektif dalam merekomendasikan calon kepala daerah, khususnya yang memiliki kekerabatan dengan petahana. Upaya semacam ini perlu dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi menghapus syarat calon kepala daerah yang tidak boleh memiliki konflik kepentingan dengan petahana.

"Tidak harus semuanya dibebankan kepada KPU selaku pelaksana undang-undang, tetapi juga menjadi bagian menyeluruh dalam konteks parolnya itu sendiri. Parpol harus lebih selektif jika ada unsur petahana yang maju ya harus diseleksi apakah benar-benar kredibel," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum Ferry Kurnia Rizkiyansyah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (11/7/2015).

Ferry menyampaikan bahwa KPU akan sangat terbantu sehingga tinggal melakukan verifikasi atas calon yang telah melalui saringan internal parpol. Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Riza Patria menyampaikan bahwa pihaknya telah mengimbau pimpinan partai politik untuk tidak mengusung calon yang berkerabat dengan petahana kecuali calon tersebut benar-benar berkualitas.

Komisi II juga telah meminta media dan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan edukasi masyarakat agar berani mengungkapkan jika ada penyalahgunaan yang dilakukan petahana untuk mendukung pencalonan kerabatnya.

Ahli hukum tata negara Irman Putra Sidin menilai yang paling penting dilakukan adalah mengawasi lebih ketat kemungkinan penyalahgunaan yang dilakukan petahana.

"Karena petahana punya akses untuk melakukan penyalahgunaan," ucap dia.

Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Muttaqiem Pratama menyampaikan bahwa pengawasan petahana yang dilakukan selama ini belum cukup mencegah terjadinya penyalahgunaan.

Pasalnya, menurut dia, petahana melakukan penyalahgunaan melalui jalur yang seolah legal. Contohnya saja dalam proses penyaluran bantuan sosial yang cenderung meningkat jelang pilkada.

"Proses yang dilakukan petahana melalui jalur legal, pemanfaatakan APBD prosesnya jelas kok, pengajuannya sesuai proses, tetapi ada timing pendistribusiannya yang mendekati pemilu," tutur Heroik.

Atas dasar itu, Heroik mengusulkan agar sistem pemilu serentak ke depannya harus direkayasa sedemikian mungkin sehingga membatasi pencalonan kerabat petahana. Di samping itu, perlu terus didorong demokrasi di internal partai politik.

"Saya kurang sepakat ketika memberatkan masyarakat kurang cerdas karena pelaku pemilih sangat dikontruksi kandidat dan sistem pemilu kita," kata Heroik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

Nasional
Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

Nasional
Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

Nasional
Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

Nasional
Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

Nasional
Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

Satgas Judi "Online" Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

Nasional
PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi 'Online' ke MKD

PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi 'Online'

MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi "Online"

Nasional
Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

Nasional
PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

Nasional
Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

Nasional
Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Nasional
Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com