JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menghormati keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai calon kepala BIN yang akan menggantikannya. Marciano menilai Sutiyoso sebagai figur yang layak menjadi kepala BIN.
"Saya sangat menghormati hak prerogatif Presiden. Saya harap di bawah kepemimpinan Sutiyoso, BIN akan semakin maju dan menjawab tantangan yang semakin dinamis," kata Marciano di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Ia menuturkan, tantangan BIN ke depan akan semakin luas. Selain membantu memastikan pelaksanaan pemilu kepala daerah serentak berjalan baik, ada juga tantangan yang sifatnya lebih global. (Baca: Komnas HAM: Sutiyoso Diduga Punya Catatan Kelam)
Marciano berharap Sutiyoso dapat menjalankan tugas berkomunikasi efektif dengan negara-negara tetangga. Hal itu ia rasa perlu untuk membantu menangkal berbagai ancaman, salah satunya seperti paham radikal.
"Tantangan BIN global tentunya kita juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan negara-negara tetangga kita. Ancaman global yang sedang mengemuka di mana-mana sekarang adalah ancaman kelompok radikal," katanya.
Ia mengaku akan berdiskusi dengan Sutiyoso untuk bertukar informasi mengenai tantangan yang dihadapi BIN. (Baca: Kata Sutiyoso, Tidak Seru Jika Tak Ada yang Tolak Dirinya Jadi Kepala BIN)
"Kita harus bersinergi dengan negara sahabat. Indonesia tidak boleh membiarkan dirinya menjadi sasaran kelompok radikal dari negara lain," ujarnya.
Sutiyoso akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR. Uji tersebut bukan untuk menolak atau menerima. DPR hanya bisa memberikan pertimbangan apakah Sutiyoso layak atau tidak menjadi kepala BIN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.