Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Minta Australia Tak Lepas Tanggung Jawab Soal Imigran Gelap

Kompas.com - 16/06/2015, 04:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta pemerintah Australia tak lepas tanggung jawab dalam menangani persoalan imigran gelap. Ryamizard keberatan jika pemerintah Australia membebankan semua tanggung jawab pencari suaka itu kepada Indonesia dengan mengembalikan lagi para imigran.

"Ya kok dikembalikan ke Indonesia? Indonesia kan bukan (negara tujuan), kalau orang warga negara kita ya kita terima. Kalau warga negara lain ya marilah Australia dan Asean berembuklah bagaimana ini. Ini manusia," ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Senin (15/6/2015).

Ryamizard mengajak semua pihak yang membanggakan soal hak asasi manusia kembali pada komitmennya membantu para pencari suaka ini. Apalagi, lanjut dia, Indonesia hanya dijadikan pintu perlintasan, sementara Australia adalah negara tujuan utama.

Sebagai sebuah negara yang sudah meratifikasi perjanjian tentang para pengungsi, lanjut Ryamizard, Australia seharusnya patuh dan tak melempar tanggung jawab ke negara lain. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu berpendapat Indonesia sudah terlalu banyak menampung para pencari suaka. Padahal, beban itu seharusnya dibagi.

"Yang jelas tujuan utama itu Australia. Vietnam juga Australia. Nah kita kan tempat singgahan saja. Kalau dia mau lanjut ke sana, ya memang dia mau ke situ, ya silakan saja," kata dia.

Pemerintah Australia, lanjut Ryamizard, juga tidak seharusnya menyalahkan negara lain. "Nggak boleh saling salah menyalahkan. Itu kan manusia, kita kan katanya menegakkan HAM. Ya bagi-bagilah jangan sampai ada negara terlalu berat dan terbebani," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah imigran asal tiga negara yang terdampar di Pulau Landuli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengaku dihadang tentara Angkatan Laut Australia, saat tiba di Pulau Pasir, pulau yang masih menjadi sengketa antara Australia dan Indonesia.

Dua orang imigran yakni Kayuran asal Sri Langka dan Raguvarman asal Bangladesh kepada sejumlah wartawan di Hotel Ina Boi, Kota Kupang, NTT, Selasa (2/6/2015) mengaku diusir agar kembali ke wilayah Indonesia.

Mereka mengatakan, pada waktu diusir, enam orang anak buah kapal (ABK) yang mengangkut mereka sempat diberi dua unit kapal baru, makanan, uang, dan bahan bakar minyak seadanya. Tetapi pada saat mereka berlayar menuju Pulau Rote, kedua kapal tersebut kehabisan bahan bakar sehingga akhirnya terdampar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com