Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati, Puan, Justin Bieber, dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Kompas.com - 27/10/2014, 15:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Belum terlalu lama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia berada dalam keadaan bahaya. Bagi Megawati, Presiden kelima RI, Indonesia telah berada pada kondisi di mana generasi muda memiliki perhatian rendah terhadap seni budaya bangsa, misalnya kesenian tradisional.

"Sebaliknya, perhatian berlebihan justru diberikan pada kebudayaan asing," kata Megawati ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P di Surabaya, Jawa Timur, pada Oktober 2012.

Ketika itu, Megawati tengah menjelaskan kembali mengenai Trisakti peninggalan proklamator Soekarno, yakni berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Saat itu, Megawati curhat soal perilaku cucunya yang juga anak dari putrinya, Puan Maharani. Sang cucu lebih tertarik terhadap artis luar negeri ketimbang dalam negeri.

"Mu (panggilan nenek) senang tidak dengan Justin Bieber? Dia keren, yah. Ganteng, yah," cerita Megawati mengutip pernyataan cucunya.

Megawati kemudian menyebut bahwa artis Indonesia juga banyak yang bagus. Awalnya, dia memperkenalkan penyanyi Bob Tutupoly, artis kelahiran 1939. Ternyata sang cucu mengenal penyanyi yang populer dengan lagu berjudul "Widuri" tersebut, tetapi ia menilai Bob tidak masuk kriteria idolanya karena sudah tua, 73 tahun, waktu itu. Megawati lalu menyebut artis lain, Nazril Irham alias Ariel, kini vokalis grup musik Noah.

"Ah, that's right. Ting... Matanya berbinar-binar. Syukur, syukur, syukur masih ada juga dari Indonesia yang dia senangi," cerita Megawati disambut tawa para kader PDI-P yang hadir di lokasi Rakernas di Pakuwon Imperial Ballroom.

Megawati menilai kondisi yang dialami cucunya dan generasi muda lain bukan karena kesalahan si anak. Menurut dia, kesalahan ada pada orangtua yang tidak mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencintai budaya bangsa. (Baca: Cucu Suka Justin Bieber, Megawati Sindir Puan)

"Itu kesalahan generasi itu? Yah, tidak. Siapa suruh kita orangtua tidak mengajarkan budaya kita kepada mereka. It's ok, kamu mau ke Hard Rock dan sebagainya. Jangan jadi bangsa 'kuper' (kurang pergaulan, red). Mudah-mudahan banyak didengar oleh orangtua, yah," pungkas Megawati dan kembali disambut tawa para kadernya.

Kini, Puan resmi menjabat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo. Kepada wartawan, Puan mengaku belum tahu tugas apa yang akan diembannya terkait pembangunan manusia dan kebudayaan. (Baca: Puan: Saya Belum Tahu Tugas Saya sebagai Menteri)

Menyoal penunjukannya sebagai menteri itu, Puan yakin bahwa Jokowi sudah mempertimbangkannya secara matang. Soal kompetensi yang dimilikinya sebagai menteri, Puan berpendapat tidak penting melihat latar belakang pengalaman maupun track record masing-masing menteri. Menurut dia, yang terpenting adalah niat untuk bekerja keras bagi negara.

"Jangan pikir seseorang dari track record hari ini, tetapi kinerja dan apa yang akan saya lakukan ke depan ini," ujar Puan.

Dianggap layak

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari berpendapat, Puan sangat layak menjadi menteri. Ia menilai putri kandung Megawati itu mempunyai pengalaman dan prestasi dalam bidang politik yang merepresentasikan parpolnya.

"Modal Puan saat ini sudah kuat, yakni berupa pengalaman dan prestasi sebagai representasi dari PDI-Perjuangan. Oleh karena itu, layaklah dia menjadi menteri," kata Qodari di Jakarta seperti dikutip Antara.

Qodari juga menilai bahwa Puan memiliki jaringan yang sangat kuat karena sudah menjabat ketua fraksi sejak periode sebelumnya. Di jajaran partai, Puan juga memegang jabatan sentral di bidang politik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com